Jet tempur Typhoon Royal Saudi Air Force telah menggunakan bom presisi-dipandu Paveway IV untuk menyerang ISIS, menandai pertama kalinya senjata telah diluncurkan dalam misi tempur sebenarnya oleh Eurofighter. Demikian dilaporkan Defense News mengutip sejumlah sumber Kamis (26/02/2015)
Senjata yang dikembangkan Raytheon baru-baru ini diintegrasikan ke Typhoon. Rudal ini diinstal di Typhoon Angkatan Udara Inggris dan Royal Saudi. Dan sejauh ini Inggris belum pernah menjatuhkan bom tersebut di medan perang.
Serangan oleh Saudi dengan menggunakan Paveway IV ini juga terjadi setahun setelah program pemasangan senjata itu dimulai. Di kawasan Teluk, Amerika hanya mengizinkan rudal ini dijual ke Arab Saudi. Arab Saudi memerintahkan 72 Typhoon dalam kesepakatan dengan BAE Systems pada tahun 2007 dan lebih dari setengah pesawat telah dikirim.
BAE adalah bagian dari konsorsium Eurofighter, yang mengelola usaha industri untuk membangun Typhoon bersama mitra lain Airbus Defence & Space dan Finmeccanica.
Inggris mengoperasikan jet Typhoon dilengkapi dengan rudal canggih seberat 500-pound ini dan senjata presisi lainnya.
Tetapi sejauh ini Typhoon Inggris belum dikerahkan ke wilayah tersebut sebagai bagian dari upaya koalisi untuk melawan ISIS, terutama karena pesawat tidak dapat menggunakan rudal MBDA Brimstone, yang telah menjadi aset utama untuk menyerang target bergerak cepat dengan penurunan risiko kerusakan jaminan karena kombinasi akurasi tinggi dan hulu ledak kecil dibandingkan dengan bom presisi-dipandu.
Pemerintah Inggris dan mitra Typhoon lainnya yakni Jerman, Italia dan Spanyol sudah menyelesaikan masalah tersebut yang pekan ini dengan mengumumkan program senilai £ 72.000.000 untuk mengintegrasikan Brimstone pada Typhoon pada 2017.
Namun pilot Typhoon Inggris telah berlatih menggunakan senjata Paveway IV. Salah satunya ketika Red Flag beberapa waktu lalu di Nevada dengan menjatuhkan sekitar 20 bom. Tetapi di medan perang sebenarnya Arab yang melakukan debutnya.
Comments are closed