Rafale Masuk Minggu Hidup-Mati, Prancis Coba Kesempatan Terakhir
Produksi Rafale

Rafale Masuk Minggu Hidup-Mati, Prancis Coba Kesempatan Terakhir

rafaleMinggu ini akan menjadi waktu hidup mati bagi Rafale di India. Apakah pengadaan 126 jet tempur akan dilanjutkan atau akan “The End”.

Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Drian membuat kesempatan terakhir dalam negosiasi salah satu pengadaan jet tempur terbesar dalam sejarah dengan akan melakukan perjalanan ke India pekan ini berharap untuk mendorong negosiasi untuk menyegel kesepakatan pada jet tempur

Jean-Yves Drian akan bertemu dengan timpalannya dari India, Manohar Parrikar untuk mencari cara agar kesepakatan tidak runtuh.

Tiga tahun lalu, perusahaan Prancis Dassault Aviation memenangkan tender untuk memasok 126 pejuang Rafale dalam sebuah kesepakatan yang bernilai  12 miliar dollar AS.

Namun dalam perjalanan, kesepakatan tersebut sulit terealisasi dengan berbagai persoalan. Salah satunya masalah transfer teknologi dimana Dassault menolak produksi pesawat dilakukan di India. Sementara impor dalam bentuk pesawat jadi hanya 18 unit saja.

India sebelumnya mengatakan kesepakatan itu terlalu mahal dan kemungkinan mundur dari proyek tersebut. India juga sudah menyebut Su-30MKI sebagai alternative pengganti jika Rafale gagal.

Seperti dikutip Ria Novosti Minggu (22/02/2015), Menteri Pertahanan Prancis berencana untuk mendorong pada negosiasi, berharap untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara jalur cepat. Namun, perjalanannya bisa sedikit terlambat. Pekan lalu, perusahaan pesawat Rusia Irkut mengumumkan bahwa Rusia dan India berencana untuk membahas modernisasi pejuang Su-30MKI Rusia dirancang, termasuk melengkapi mereka dengan rudal jelajah BrahMos.