
Australia menyebutkan Prancis, Jerman dan Jepang menjadi tiga mitra potensial untuk merancang dan membangun kapal selam generasi baru, yang akan menjadi program terbesar pengadaan alat pertahanan Australia.
Pemerintah Australia tengah menjalankan program mengganti armada kapal selam kelas Collins, yang sudah tua. Menteri Pertahanan Kevin Andrews mengatakan ketiga negara tersebut mempunyai rancangan militer dan kemampuan pembuatan alat pertahanan, yang telah terbukti, dan saat ini membangun kapal selam. “Prancis, Jerman dan Jepang sudah kelihatan sebagai mitra potensial,” kata Andrews.
“Proses evaluasi kompetitif akan membantu pemerintah Australia melakukan pertimbangan penting, termasuk dari segi kemampuan, biaya, jadwal, dan risiko. Interoperabilitas dengan mitra aliansi kami, Amerika Serikat, juga akan menjadi pertimbangan mendasar,” tambah dia.
Kapal-kapal selam kelas Collins yang bertenaga diesel dan listrik direncanakan akan pensiun mulai pertengahan 2020-an, dengan program untuk menggantikannya dengan armada kapal selam baru dalam proyek pengadaan alat pertahanan terbesar dalam sejarah Australia, yaitu senilai 50 miliar dolar Australia atau sekitar Rp390 triliun.
Militer Australia bulan lalu mengkonfirmasi bahwa pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan Jepang dan beberapa negara lain mengenai desain dan produksi kapal selam baru, tetapi ini adalah pertama kalinya Militer Australia mempersempit jumlah negara yang akan diajak dalam penawaran untuk menjadi bagian dari proyek kapal selam itu.
Andrews mengatakan pemerintah Australia akan melihat proposal dari tiga negara itu dengan pilihan untuk merancang dan membangun kapal selam di luar negeri, di Australia atau kombinasi keduanya.