Rafale di Tahap Akhir dengan Qatar, Membuka Harapan di Malaysia
Produksi Rafale

Rafale di Tahap Akhir dengan Qatar, Membuka Harapan di Malaysia

rafaleSetelah mencapai kesepakatan dengan Mesir, Prancis kini sedang dalam tahap akhir negosiasi dengan Qatar terkait penjualan jet tempur Rafale.

Mengutip sumber militer Prancis, Reuters mengabarkan Selasa (17/02/2015) produsen Dassault Aviation juga dalam pembicaraan yang bertujuan memasok 16 jet tempur ini ke Malaysia dan meneruskan pembicaraan dengan Uni Emirat Arab (UEA).

“Diskusi (dengan Qatar) berada pada tahap akhir,” kata sumber yang meminta namanya tidak disebutkan itu. Sementara Dassault Aviation menolak berkomentar terkait masalah ini.

Para pengamat mengatakan perusahaan Perancis mencapai kemajuan besar minggu ini setelah sekian lama menunggu untuk bisa menjual Rafale ke pelanggan asing dengan mencapai kesepakatan dengan Mesir. Namun untuk pangsa Eropa, Rafale tetap harus bersaing ketat dengan Amerika Serikat dan Rusia.

UEA publik menolak tawaran untuk memasok 60 jet Rafale pada tahun 2011 dengan menyebut proposal “tidak kompetitif dan tidak bisa dijalankan”. Namun pembicaraan itu kembali dibuka.

Kontraktor pertahanan barat termasuk Dassault, Eurofighter konsorsium dan kelompok AS Boeing mengejar penjualan di luar negeri untuk mencegah lini produksi mereka menghentikan akibat pemotongan anggaran pertahanan dalam negeri.

Ketegangan di Timur Tengah, ketidakstabilan di Eropa Timur dan kekhawatiran di beberapa bagian Asia tentang ancaman regional dan kebangkitan China telah memicu perlombaan senjata. Hal inilah yang dibidik para produsen senjata tersebut.

Prancis mengatakan Juni lalu itu yakin menang kesepakatan segera untuk memasok jet tempur Qatar yang akan mencari 24 jet dengan 12 kemungkinan penambahan untuk  angkatan udara mereka.

Pesaing termasuk Boeing F-15, sedangkan produsen AS juga mencari penjualan varian F-18 yang dilaporkan dalam pertimbangan di Malaysia.

Di tempat lain di Teluk, Eurofighter dan F-18 bersaing untuk kesepakatan Kuwait mungkin bagi 28 jet. Tetapi Rafale bukan pilihan utama di negara tersebut, menurut media Prancis.

Terbaru optimis komentar Perancis datang menjelang pameran senjata Aero India di Bengaluru yang dibuka Rabu (18/02/2015). UEA dan Malaysia menjadi  bidikan baru Rafale. Namun Rafale masih menyisakan masalah kontrak untuk memasok 126 pesawat, tapi kesepakatan belum ditandatangani.

Tapi sumber Prancis mengatakan mereka optimis bahwa kesepakatan tiba-tiba dan tak terduga k minggu ini dengan Mesir bisa mempercepat beberapa pembicaraan lain, termasuk di India. “Kontrak dengan Mesir bisa membuka blokir tiga atau empat yang lain,” kata sumber itu.

Negosiasi antara Mesir dan Perancis hanya lima bulan. Tiga jet diharapkan akan dikirim setiap tahun ke Mesir pada tahun 2015, 2016 dan 2017 dengan 15 sisanya dikirim pada pertengahan 2019.