Di tengah kesepakatan gencatan senjata, pertempuran sengit kembali berlanjut di Debaltseve, Ukraina timur pada Senin (16/02/2015) dua hari setelah genjatan senjata disepakati.
Wakil Kepala Polisi di wilayah Ukraina Ilya Kiva kepada stasiun televisi Ukraina Channel 5 seperti dilansir AFP Selasa mengatakan Kota Debaltseve, yang menjadi pusat pertempuran, merupakan jalur utama angkutan di antara Donetsk dan Lugansk, yang dikuasai pemberontak. Di sana terdapat ribuan tentara pemerintah, yang dikepung pasukan pemberontak.
“Pertempuran diwarnai tembakan mortir, serangan senjata berat howitzer dan peluru kendali Grad,” kata Kiva.
Pejabat kota, yang lari dari Debaltseve, Natalia Karabuta mengatakan kepada AFP bahwa ledakan terjadi tanpa henti dan dia memperkirakan sekitar 5.000 penduduk terjebak dengan makanan dan air terbatas.
Tim pemantau dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) juga tidak dapat melakukan pengawasan proses gencatan senjata di Debaltseve karena pertempuran tersebut.
Pejabat pemerintah Kiev dan pemberontak saling menyalahkan satu sama lain terkait serangan-serangan tersebut yang membuat mereka urung menarik tank, roket dan artileri dari garis depan di timur Ukraina.
Penarikan senjata berat seharusnya dilakukan pada Senin tengah malam waktu setempat dan merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Namun pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP tidak pernah ada kesepakatan batas waktu penarikan persenjataan. “Penarikan itu bisa saja dimulai Selasa jika kondisi memungkinkan,” kata pejabat pemerintah yang namanya tidak mau disebut.
Para pemberontak juga menolak menarik mundur semua senjata beratnya sampai gencatan senjata bisa dilaksanakan sepenuhnya.
Kedua belah pihak bertikai juga saling tuding atas serangan baru di beberapa wilayah, termasuk di bandara Donetsk yang dikuasai pemberontak dan dekat kota pelabuhan Mariupol.
Pemerintah Ukraina mengatakan pemberontak telah melakukan 112 kali serangan terhadap pasukan pemerintah, Minggu (15/02/2015), dan menewaskan lima personel dan melukai 25 orang lainnya.
Comments are closed