HAVANA: Amerika Serikat saat ini sedang dalam proses negosiasi untuk membuka kembali hubungan dengan Kuba yang selama puluhan tahun diembargo. Ada banyak masalah besar bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan. Salah satu yang mencuat keluar adalah pernyataan Kuba yang menyatakan jika Amerika ingin menormalisasi hubungan maka harus menutup pangkalan mereka di Teluk Guantanamo dan mengembalikan daerah itu ke Kuba.
Pernyataan keras dilontarkanPresiden Kuba Raul Castro Kamis (29/01/2015) yang mengatakan pertemuan puncak dari Komunitas Amerika Latin dan Karibia Amerika yang kembali dasar kepada pemerintah Kuba akan menjadi kondisi hubungan penuh dipulihkan.
“Pembentukan kembali hubungan diplomatik adalah awal dari proses normalisasi hubungan bilateral, tetapi ini tidak akan mungkin sementara blokade masih ada, sementara mereka (Amerika) tidak mengembalikan wilayah yang secara ilegal diduduki oleh pangkalan angkatan laut Guantanamo,” kata Castro ditulis Miami Herald.
Para pejabat AS kemungkinan akan tersinggung dengan tuduhan menduduki ilegal tersebut. AS mendapatkan hak sewa atas pangkalan seluas 42 kilometer persegi pada 1903 melalui perjanjian Kuba-Amerika.
Kurangnya hubungan diplomatik dengan Havana setelah Castro mengambil alih kekuasaan pada 1959 AS memang tidak mengurus soal wilayah itu dengan rezim baru. Untuk memperumit masalah, rezim menguangkan sewa cek AS pada dasar tahun 1959, dimana AS menafsirkan sebagai pengakuan atas hak membangun pangkalan di tempat itu.
Presiden Obama seperti diberitakan ingin menutup penjara yang terletak di pangkalan itu selama bertahun-tahun, bahkan menandatangani sebuah perintah eksekutif tentang Gitmo hari pertama kepresidenannya. “Guantanamo akan ditutup selambat-lambatnya satu tahun dari sekarang,” Obama menyatakan. Namun, ide tersebut telah ditolak oleh Kongres.
Jika hubungan dinormalisasi maka status pangkalan harus dinegosiasi ulang. Sebuah rezim kiri revolusioner seperti Castro ‘akan kehilangan banyak kredibilitas ideologinya jika mentoleransi kehadiran militer AS; pada saat yang sama, AS tidak bisa hanya mundur dari pangkalan yang sudah digunakan lebih dari satu abad tesebut. Artinya masalah Guam akan menjadi dinding penghalang untuk kedua pihak bersepakat.
Sumber: Business Insider
Comments are closed