MOSKOW: Perusahaan senjata Concern Kalashikov yang berbasis di Izhevsk, Rusia, tengah membidik Asia Pasifik dan Afrika sebagai haluan target pasar baru menyusul sanksi Amerika yang melarang pembelian senjata dari perusahaan tersebut. Hal itu disampaikan oleh pihak perusahaan pada TASS, Selasa (27/01/2015).
Menurut keterangan perusahaan, saat ini India dan Mesir menjadi target pasar yang paling potensial. Selain itu, Concern Kalashikov juga hendak merangkul negara-negara Amerika Latin.
Pihak Concern Kalashikov menjelaskan, mereka tak bisa lagi mengekspor senjata ke AS setelah negara tersebut menerapkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan Rusia.
Namun, perusahaan senjata Rusia yang berbasis di AS, Russian Weapon Company, masih menjalankan kontrak untuk memasok 200 ribu senjata sebagai persediaan tahunan AS. RWC sendiri tertarik untuk mempertahankan pasarnya di AS dan akan segera mendaftarkan diri untuk perlindungan hak cipta.
Perusahaan Concern Kalashikov juga terlibat aktif dalam upaya perlindungan hak cipta dan hendak memproduksi senjata yang memiliki fitur khas yang dapat dibedakan dari senjata lain. Perusahaan ini sudah mulai melakukan beragam modifikasi terhadap senjata produksi mereka.
Saat ini, senjata api tipe Kalashikov diproduksi oleh lebih dari 20 perusahaan di seluruh dunia, khususnya di Bulgaria, Tiongkok, Serbia, dan AS.
Berdasarkan data, perusahaan Concern Kalashikov telah mencapai BEP (break-even point) pada 2014, dengan memasok 140 ribu buah senjata untuk konsumen, dua kali lipat dibanding tahun 2013.
Sumber: Itar Tass
Comments are closed