Tak Kuat Digempur, Pasukan Ukraina Tinggalkan Bandara Donetsk

Tak Kuat Digempur, Pasukan Ukraina Tinggalkan Bandara Donetsk

donetsk2
Bandara Internasional Sergei Prokofiev Donetsk yang porak poranda karena perang

 

 

KIEV: Militer Ukraina, mundur meninggalkan Bandara Internasional Sergei Prokofiev Donetsk setelah tidak mampu  mempertahankan dari gempuran milisi. Mereka meninggalkan lokasi tersebut dalam kondisi porak poranda.

Para pejabat pertahanan Kamis (22/01/2015)  mengatakan pertempuran di sekitar puing-puing bandara Donetsk, yang pernah merupakan bandara tersibuk Eropa timur dan paling modern itu terus berlangsung kendatipun enam tentara tewas dan 20 lainnya ditangkap pasukan separatis itu.

Tetapi pasukan payung dalam jumlah kecil telah meninggalkan gedung utama bandara itu setelah dikepung 242 hari yang sejumlah media menyamakannya dengan pertempuran yang mengerikan di Stalingrad dalam Perang Dunia II. “Kemarin petang kami memutuskan untuk meninggalkan terminal baru itu.” kata juru bicara militer Vladyslav Seleznyov.

Seorang pejabat Ukraina yang mengurus pertukaran para tahanan mengatakan para komandan pemberontak bermaksud mengirim sejumlah tentara yang ditahan ke Rusia untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kiev melaporkan bahwa pihaknya mengambil keputusan yang menyakitkan untuk mundur hanya beberapa menit setelah 13 warga sipil tewas akibat kena tembakan artileri ysng menghantam satu bus dekat tengah kota Donetsk.

Ukraina juga mengatakan 10 tentara juga termasuk diantara 50 orang yang tewas dalam pertempuran 24 jam paling berdarah sejak penandatangan satu gencatan senjata September yang tidak efektif dilaksanakan.

Ibu kota pemberontak di Ukraina timur itu dilanda serangan-serangan yang meningkat dalam hari-hari belakangan ini, yang menyebabkan lebih dari 5.000 orang tewas dalam salah satu dari konflik-konflik diplomatik yang tidak dapat didamaikan kembali dalam puluhan tahun.

Bandara Internasional Sergei Prokofiev itu dibangun dengan biaya hampir satu miliar dolar AS untuk menampung para penggemar sepak bola yang tiba untuk menyaksikan kejuaraan Eropa tahun 2012.

Bandara itu pertama kali diserang pemberontak hanya beberapa hari setelah pemilihan presiden Petro Poroshenko  seorang konglomerat pro-Barat yang berikrar akan memperkuat hubungan dengan Eropa dan Amerika Serikat.

Penasehat penting keamanan Poroshenko mengatakan Kiev belum bersedia menyerahkan sepenuhnya bandara itu kepada para pria bersenjata itu kendatipun tekanan diplomstik Rusia untuk melakukan itu, karena itu tetap satu tempat netral berdasarkan perjanjian September. “Bandara Donetsk telah dan tetap bagian dari satu garis depan,” kata penasehat presiden Yuriy Biryukov dalam Facebook.