Charles de Gaulle Pernah Jadi Kisah Paling Memalukan Prancis

Charles de Gaulle Pernah Jadi Kisah Paling Memalukan Prancis

french aircraft carrier charles de gaulle 60th anniversary allied landing mediterannean

Prancis untuk kali kedua akan mengirimkan kapal induk ke Teluk Persia untuk misi perang melawan ISIS. Keputusan untuk menyebarkan Charles de Gaulle sebenarnya telah dibuat sebelum serangan di Paris 13 November 2015 yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

Kedatangan kapal induk ini diyakini akan meningkatkan daya dobrak Prancis dalam menyerang ISIS yang selama ini lebih dibebankan pada seekitar 12 pesawat tempur yang beroperasi dari darat. “Berkat Charles de Gaulle kemampuan kita akan meningkat tiga kali lipat kata Presiden François Hollande.

Kapal seberat 38.000 ton ini menjadi satu-satunya kapal induk milik Prancis. Pembangunan dimulai pada 1987. Kendala anggaran menjadikan proses tertunda empat kali hingga dari rencana awal akan dilantik awal 1990an molor menjadi tahun 2001.

Salah satu baling-baling putus saat uji coba
Salah satu baling-baling putus saat uji coba

Selama tes kelayakan akhir di segitiga Bermuda pada bulan November 2000, bagian dari bilah salah satu baling-baling terputus. Telegraph menyebut insiden itu sebagai “sentuhan lebih lanjut” di salah satu “kisah-kisah yang paling memalukan dalam sejarah maritim Prancis.

Perbaikan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan, di mana kritikus proyek menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II, Prancis dibiarkan tanpa kapal induk.

french charles de gaulle aircraft carrier

Tapi Charles de Gaulle segera beraksi dengan penyebaran ke Samudera Hindia pada tahun 2001 dengan disertai kapal selam nuklir dan kapal fregat.

charles de gaulle aircraft carrier libya rafale

Flattop ini memiliki kapasitas 40 pesawat, dan mampu meluncurkan pesawat setiap tiga puluh detik. Dengan panjang 860 meter panjangnya, kapal induk Prancis lebih kecil dibanding milik Amerika yang hampir 1.100 meter. Hal ini dapat membawa sampai 30 pesawat, bersama dengan awak hampir 2.000.

Kapal ini memiliki dua strip untuk lepas landas pesawat di depan dan satu untuk mendarat di belakang.