
Selama tujuh tahun terakhir, wartawan New York Times James Risen terlibat dalam pertempuran hukum dengan pemerintahan AS karena menolak untuk mengungkapkan sumber pemerintah yang digunakan dalam laporannya. Kisah yang hampir mengirim dua kali pemenang Pulitzer ke penjara karena dia membongkar bagaimana kebodohan Amerika sendiri yang justru membantu Iran dengan cepat membangun nuklirnya.
Tulisan James kemudian menjadi sebuah buku yang berjudul State of War yang diterbitkan oleh The Guardian pada tahun 2006.
Dikisahkan pada bulan Februari 2000, CIA menggelar sebuah operasi yang dinamakan Operasi Merlin dengan tujuan menghambat perkembangan nuklir Iran. Mereka menemukan cara yang menurut mereka akan sangat efektif yakni dengan memberikan ke Iran cetak biru nuklir yang cacat.
Rencana Awal
Ketika ide ini muncul maka yang dicari terlebih dahulu adalah seorang ilmuwan Rusia yang sudah membelot ke Amerika dalam beberapa tahun. Setelah ketemu maka dibuatlah skenario insinyur nuklir itu seolah adalah ilmuwan serakah yang akan menjual cetak biru TBA 480 blok tegangan tinggi yang dirancang untuk senjata nuklir Rusia. Desain ini akan memungkinkan pemegang untuk membangun mekanisme yang memicu reaksi berantai nuklir, salah satu rintangan paling signifikan untuk berhasil membangun senjata nuklir.
Ilmuwan itu kemudian dilatih CIA. Dia kemudian bekerja untuk mencari kontak sendiri dengan orang Iran. CIA tidak terlibat langsung akan sangat berbahaya. Akhirnya ilmuwan Rusia ini berhasil membuat kontak dengan seorang ilmuwan nuklir Iran. kepada kontak itu dia menjanjikan bisa memberi cetak biru senjata nuklir. Hal ini pun sampai ke pemerintah Iran.
Setelah proses itu selesai CIA kemudian menyerahkan cetak biru nuklir Rusia yang dicuri oleh ilmuwan Rusia lain yang juga membelot. Tetapi cetak biru itu telah dibuat cacat oleh CIA. Tujuannya adalah Iran tidak akan mampu mengenali, sampai mereka telah mencoba membangun desain. Dan ketika Iran menguji desain nanti, bom akan gagal dan mau tidak mau Iran akan mengalami malu dan program nuklir pun akan mundur untuk beberapa tahun.
Ilmuwan Rusia sempat memeriksa cetak biru yang diberikan CIA. Sebagai ahli nuklir dia menyadari ada yang salah dalam cetak biru tersebut. “Ini ada yang salah. Tidak seperti ini cetak birunya,” katanya di depan sejumlah personel CIA di sebuah kamar hotel di Fransisco. Tetapi tidak ada yang memberi penjelasan.