EA-6B Marinir Menghabiskan Hari Tua di Medan Laga

EA-6B Marinir Menghabiskan Hari Tua di Medan Laga

MARINIR EA-6

EA-6B Prowler-salah satu pesawat tempur tertua milik Amerika Serikat yang tinggal menunggu waktu beberapa tahun untuk mengakhiri kariernya. Dan saat ini pesawat bulat berbentuk bulat dengan mesin twin jet tersebut masih menghabiskan hari-hari tuanya di Irak. Kenapa Prowler masih dipertahankan di Irak sementara pesawat yang jauh lebih canggih seperti EA-18G Growler juga dikerahkan di daerah ini.

Prowler Angkatan Laut Amerika melekat pada kapal induk USS George HW Bush yang menjadi bagian dari operasi pertama serangan ke ISIS 2014 lalu. Namun EA-6B harus meninggalkan lokasi bersamaan dengan kembalinya Bush ke rumah.

Dan saat ini Korps Marinir yang terbang dengan EA-6B di atas Irak. Pesawat ini berbasis di sebuah pangkalan udara yang tidak diungkapkan.

Pesawat ini awalnya diciptakan untuk mampu mengacaukan bahkan merebut radar musuh. Tetapi kemampuannya terus berkembang hingga saat ini pesawat ini dapat mematikan alat komunikasi musuh semisal ponsel yang digunakan untuk memicu bom. Bahkan pesawat ini bisa membuka pintu garasi yang menggunakan perangkat elektronik. Prowler juga dapat mendeteksi sinyal Negara Islam, yang berguna untuk mengumpulkan intelijen. Dan hal inilah yang menjadikan Prowler masih sangat dibutuhkan di Irak saat ini.

MARINIR EA-62

Mengingat sifat dari misi Prowler itu, Pentagon menganggap pesawat veteran yang sebagai aset sensitif hingga tidak ada pejabat yang mau memberi penjelasan tentang misi yang dilakukan Prowler.

Prowler pertama terbang pada tahun 1971. Pesawat ini sebagai  hasil pengembangan bomber  A-6 b yang dapat membawa rudal untuk menghancurkan pemancar radar.

Meskipun EA-6B Angkatan Laut yang berbasis di Kapal Induk George W Bush telah meninggalkan Timur Tengah, namun pesawat dengan elektronik berbasis kapal induk masih ada. Pesawat itu adalah EA-18G Growler yang flattop USS Carl Vinson di Teluk Persia.

Tetapi pesawat tempur canggih ini lebih bertugas memblokir  rudal permukaan ke udara yang bisa mengancam pesawat koalisi. Namun, untuk jamers sinyal kecil seperti ponsel masih tetap dikuasai Prowler.

Para militan ISIS sempat mengklaim memiliki sistem antipesawat dengan menyebut F-16 Yordania yang jatuh di Irak dan pilotnya ditawan karena mereka tembak. Namun hal itu buru-buru dibantah Pentagon yang menegaskan ISIS tidak memiliki kemampuan itu. Pada akhir November, pesawat Amerika menghancurkan sebuah “sistem jamming” dan “perang elektronik garnisun” ISIS di Suriah. Kemungkinan besar ini juga hasil dari kerja, Prowler. Polong jamming pesawat ini sangat kuat menargetkan ponsel dan perangkat lain yang digunakan untuk meledakkan bom pinggir jalan. Tambang improvisasi tetap menjadi ancaman besar di Irak, menghalangi pejuang Kurdi dan milisi Irak dari maju.

Bukan itu saja EA-6B milik Marinir bisa memotong beberapa siaran propaganda ISIS. Kelompok ini secara rutin mengambil frekuensi dan internet untuk melakukan propaganda dan rekrutmen. Dan siaran ini bisa diblok oleh sistem jamming Prowler.

Marinir tidak mengatakan di mana pesawat tua itu ditempatkan. Gambar resmi menunjukkan setidaknya empat Prowler diparkir bersama-sama di sebuah pangkalan Timur Tengah yang tidak diketahui.

Secara total, terdapat lebih dari 2.500 Marinir tersebar di Bahrain, Irak, Yordania, Kuwait dan Yaman, menurut briefing baru-baru ini. Pasukan ini melatih tentara Irak dan Yordania, menjaga pos-pos diplomatik AS dan membantu dengan sekutu Amerika.

Namun, satelit swasta telah menangkap sembilan V-22 Osprey sehingga helikopter ini juga beroperasi dengan marinir di Timur Tengah.

Selain Ospreys, gugus tugas ini juga memiliki pembom tempur F / A-18 Hornet, AV-8 Harrier dan KC-130 Hercules tanker. Menurut laporan dari Stars and Stripes. Hornets dan Harriers telah menggempur ISIS di Suriah dan Irak dari sebuah kapal kapal serbu amfibi di Teluk Persia.

Apapun pesawat yang digerakkan, Prowler telah mencatatkan diri dalam sejarah panjang. Selama empat dekade mereka bertempur bersama Marinir. Para leathernecks terbang EA-6B selama Perang Teluk pertama dan lebih Balkan pada 1990.

Prowler milik Marinir juga yang akan paling terakhir pensiun yakni pada 2019. Korps ini tidak akan membeli  Boeing EA-18G Growler sebagai pengganti tetapi memilih F-35 yang diyakini juga memiliki kemampuan perang elektronik canggih. Sementara itu, Prowler Marinir akan menghabiskan hari-hari terakhir mereka di Irak.

Sumber: War is Boring