Suriah Gunakan Gas Klorin untuk Serang Pemberontak

Suriah Gunakan Gas Klorin untuk Serang Pemberontak

sebuah serangan di Fardous Suriah beberapa waktu silam
sebuah serangan di Fardous Suriah beberapa waktu silam

NEW YORK: Laporan pengawas senjata kimia, OPCW, menyimpulkan secara meyakinkan bahwa Suriah menggunakan gas klorin dalam serangan terhadap tiga desa di Suriah pada 2014 lalu.

“Setidak-tidaknya 13 orang tewas dari 350-500 korban dari serangan itu, kata laporan pencari fakta dari Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang diperoleh AFP, Selasa (07/01/2015).

Dewan Keamanan PBB membahas laporan itu pada Selasa, yang memicu perdebatan antara Inggris, Prancis, Amerika Serikat, yang mengangkat kekhawatiran atas temuan-temuan itu, dengan Rusia, kata para diplomat.

Duta Besar Amerika Serikat Samantha Power mengatakan laporan terbaru itu memberikan “bukti saksi mata yang lebih menarik dari penggunaan gas klorin oleh rezim Suriah”.

“Rezim harus ditunjukkan bahwa tidak cukup untuk memusnahkan CW (senjata kimia) yang diakui, namun juga harus berhenti menjatuhkan bahan peledak berisi bahan kimia terhadap warga sipil,” kata Power di akun jejaring sosial, Twitternya.

Laporan itu tidak mengatribusi tanggung jawab atas serangan klorin yang dilakukan dari bulan April sampai Agustus di desa Talmenese, Al Tamanah dan Kafr Zita.

Tapi Power menyebut bahwa dalam laporan itu 32 saksi mata melihat atau mendengar suara helikopter saat bom meledak dan 29 orang mencium bau klorin. “Hanya rezim Suriah yang menggunakan helos,” katanya.

Selama pertemuan tertutup, sekutu Suriah Rusia bersikeras bahwa hal itu harus ditangani oleh OPCW, dan bukan Dewan Keamanan, kata diplomat.

Duta Besar Chile Cristian Barros Melet, yang memimpin dewan yang beranggotakan 15 negara itu bulan ini, menolak untuk memberikan rincian tentang diskusi itu, dan mengatakan bahwa Dewan Keamanan akan terus menerima laporan tentang senjata kimia Suriah.

Suriah tidak perlu mendeklarasikan persediaan klorinnya – senyawa beracun yang dapat dianggap sebagai senjata kimia – sebagai bagian dari kesepakatan perlucutan senjata yang disepakati pada tahun 2013 karena klorin banyak digunakan untuk tujuan komersial dan domestik. Laporan itu adalah laporan ketiga yang dikeluarkan oleh OPCW terkait serangan itu dan memberikan rincian lebih lanjut tentang tiga insiden tersebut.

Rezim Presiden Bashar al-Assad dan pemberontak saling tuduh terkait penggunaan bahan kimia, termasuk klorin, dalam perang yang berlangsung hampir empat tahun itu dan telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang.

Setelah serangan sarin di luar Damaskus pada Agustus 2013 yang oleh masyarakat internasional banyak dipersalahkan pada pemerintah Bashar, rezim setuju untuk menyerahkan senjata kimianya.

Sebanyak 1.300 metrik ton senjata kimia telah diambil dari Suriah dan sebagian dari senjata kimia itu dimusnahkan di atas kapal Angkatan Laut AS MV Cape Ray.