
WASHINGTON: Perang di Irak dan Afghanistan dan operasi kontraterorisme telah menelan dana milik Amerika mencapai 1,6 triliun Dollar Amerika. (Rp19.520.000 000 000 000) jika diseterakan dengan rata-rata APBN Indonesia yang mencapai Rp1500 triliun per tahun maka biaya perang itu setara dengan 13 tahun. Dana ini terkucur sejak operasi melawan teroris pasca serangan 11 September 2001. Demikian menurut analisis Congressional Research Service terbaru yang dirilis 8 Desember 2014.
Seperti dilaporkan Bloomberg, beberapa waktu lalu melalui fiskal 2014, yang berakhir pada bulan September, Kongres menyetujui 815 miliar Dollar Amerika untuk perang di Irak, 686 miliar untuk Afghanistan dan operasi lainnya melawan terorisme, 81 miliar untuk belanja perang perang lain yang ditunjuk dan 27 miliar untuk patroli udara Operation Noble Eagle di atas AS, menurut laporan diposting pada website internal lembaga. Dari jumlah itu 297 miliar dollar dihabiskan untuk pengadaan senjata dan perbaikan perang.
Penilaian merupakan pembaruan yang dilakukan pertama biaya perang sejak Maret 2011. Sumber dana 92 persen dari Pentagon, diikuti oleh Departemen Luar Negeri dan Departemen Urusan Veteran. Ini termasuk operasi perang, pelatihan dan memperlengkapi pasukan Irak dan Afghanistan, operasi diplomatik dan perawatan medis bagi yang terluka Amerika selama 13 tahun terakhir, kata badan itu dalam laporan tertanggal 8 Desember Juga mencakup sebagian besar biaya rekonstruksi.
“Faktor utama yang menentukan biaya adalah jumlah tentara AS dikerahkan” pada waktu yang berbeda, kata dinas penelitian. Tentara AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada 100.000 tahun 2011 dan hari ini masih ada 11.600 yang akan terus dikurangi.
Jumlah tersebut meliputi dana intelijen terkait perang yang tidak dilacak atau dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan, menurut laporan tersebut. Dana sektor ini tidak diperbarui tetap 63,7 miliar dollar pengeluaran perang untuk tahun fiskal saat ini untuk operasi Afghanistan dan anggaran pertama untuk perang melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Invasi Irak dimulai untuk menyingkirkan Saddam Hussein dan senjata pemusnah massal. Perang ini mengakibatkan 4.491 militer AS dan warga sipil meninggal. Invasi AS untuk menghancurkan al-Qaeda di Afghanistan dan menggulingkan Taliban dari kekuasaan telah menyebabkan 2.356 militer dan sipil AS tewas dan 20.060 terluka pada 16 Desember.
Selain itu, 128.496 militer AS yang ditempatkan di Irak dan Afghanistan telah didiagnosis dengan Post Traumatic Stress Disorder, menurut data September dari Pertahanan Medis Surveillance System.
Pada Juni penilaian biaya perang oleh Neta Crawford, seorang profesor ilmu politik di Universitas Boston, menempatkan total biaya potensi Irak dan Afghanistan dan bantuan kepada Pakistan sejak tahun 2001 mencapai 4, 4 triliun dollar, termasuk 316 miliar.000 biaya bunga dan 1 trilun untuk anggaran veteran hingga 2054. (REY)
Sumber: Bloomberg