Amerika: Jangan Sebut ISIS atau ISIL, Please!

Amerika: Jangan Sebut ISIS atau ISIL, Please!

isis

WASHINGTON: Amerika terus menggencarkan kampanye anti ISIS termasuk dalam penggunaan nama kelompok tersebut. Negara ini mengajak semua orang untuk tidak lagi menggunakan istilah slamic State in Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) dan menyerukan penggunakan kata “Daesh”

“Ini adalah istilah yang mitra kami di teluk menggunakan,” kata Letjen James Terry, Komandan perang AS di Irak dan Suriah Kamis (18/12/2014). Dia mengatakan setelah menggunakan istilah berulang kali menggunakan istilah itu saat briefing dengan wartawan di Pentagon.
Menurut dia banyak pejabat baik di dalam maupun di luar militer percaya bahwa nama-nama seperti Negara Islam di Irak dan Suriah atau Negara Islam Irak dan Levant memberikan kredibilitas agama pada para teroris yang dikenal kejam tersebut.

“Mitra kami, setidaknya orang-orang yang bekerja dengan saya, meminta kami untuk menggunakan itu, karena mereka merasa bahwa jika Anda menggunakan ISIL, Anda melegitimasi sebuah kekhalifahan menyatakan diri. Mereka merasa cukup kuat bahwa kita tidak harus melakukan itu, “kata Terry.
Para pemimpin kelompok ekstremis dilaporkan tidak menyukai istilah Daesh dan menganggapnya merendahkan.
Beberapa warga di Mosul, kota terbesar kedua di Irak yang jatuh ke kelompok ekstremis di bulan Juni, mengatakan kepada Associated Press bahwa militan mengancam akan memotong lidah siapa saja yang secara terbuka menggunakan istilah Daesh.
Daesh berasal dari akronim dari versi Arab dari nama grup – al-Dawla al-Islamiyah al-Iraq wa al-Sham. Cukup sulit menterjemahkan bahasa ini meski sebenarnya tidak jauh beda. Tetapi singkatan Daesh mirip dengan kata Arab yang berarti menginjak-injak atau menghancurkan permukaan tanah. Ini yang mungkin menjadikan kelompok ini tidak suka disebut dnngan istilah itu.
Istilah ini mulai muncul pertama oleh Menteri Luar Negeri John Kerry pada 3 Desember ketika ia berbicara di markas NATO di Belgia. “Mereka merupakan kelompok teroris dan bukan negara,” kata Menteri Luar Negeri dilaporkan Laurent Fabius pada awal September. “Saya tidak menyarankan menggunakan istilah Negara Islam karena mengaburkan garis antara Islam, Muslim dan Islam. Orang Arab menyebutnya ‘Daesh’ dan saya akan memanggil mereka Daesh si pemotong leher. (REY)

Sumber: Defense News