Tunisia Minta 12 Blachawk Gantikan Raksasa  Hijau
UH-60A Blackhawk

Tunisia Minta 12 Blachawk Gantikan Raksasa  Hijau

NUMBER 3. SIKORSKY UH-60 BLACK HAWK is a four-bladed, twin-engine, medium-lift utility helicopter manufactured by Sikorsky Aircraft. Sikorsky submitted the S-70 design for the United States Army's Utility Tactical Transport Aircraft System (UTTAS) competition in 1972. The Army designated the prototype as the YUH-60A and selected the Black Hawk as the winner of the program in 1976, after a fly-off competition with the Boeing Vertol YUH-61.The UH-60A entered service with the U.S. Army in 1979, to replace the Bell UH-1 Iroquois as the Army's tactical transport helicopter. This was followed by the fielding of electronic warfare and special operations variants of the Black Hawk. Improved UH-60L and UH-60M utility variants have also been developed. Modified versions have also been developed for the U.S. Navy, Air Force, and Coast Guard. Black Hawks have served in combat during conflicts in Grenada, Panama, Iraq, Somalia, the Balkans, Afghanistan, and other areas in the Middle East. Six UH-60L Black Hawks and two CH-47F Chinooks, assigned to Task Force Brawler, 4th Battalion, 3rd Aviation Regiment, Task Force Falcon, simultaneously launch a daytime mission Jan. 18 from Multinational Base Tarin Kowt.

Angkatan Udara Tunisia berencana mengganti helikopter HH-3E Jolly Green Giant dengan 12 Sikorsky S70 Black Hawk. Hanya saja belum jelas apakah alat tempur ini akan dalam status membeli atau disumbangkan oleh Amerika.

Dalam pengumuman Defense Security Cooperation Agency (DSCA) Amerika Serikat dikutip arabianaerospace.aero, Sabtu (13/12/2014)  menyebutkan penjualan 12 Black Hawk kepada Pemerintah Tunisia mengidentifikasi UH-60M helikopter dalam konfigurasi Angkatan Darat AS standar. Demikian dikuitp arabiana

Meskipun revolusi Tunisia yang mulai musim semi Arab sudah selesai dan Tunisia dengan cepat telah kembali ke posisi stabil, tetapi keputusan pemerintah baru untuk mempertahankan tradisi sekuler negara itu menyebabkan oposisi dari garis keras Islam, dan cabang Al-Qaeda lokal Ansar al-Sharia terus mengancam akan melakukan tindakan. Kondisi ini yang menjadikan Tunisia membutuhkan peralatan tempur seperti Blackhawk.

Pada bulan April 2014, Tunisia mengerahkan ribuan tentara ke wilayah Chaambi pegunungan di perbatasan dengan Aljazair, di mana militan yang melarikan diri dari intervensi militer Prancis di Mali mengungsi, dan di mana lebih dari selusin tentara Tunisia telah tewas dalam serangan terhadap pos pemeriksaan militer di daerah. Operasi terbaru telah menyoroti kebutuhan untuk mobilitas udara yang lebih besar.

Kekuatan helikopter yang ada Tunisia terdiri dari dua skuadron yang dilengkapi dengan sekitar 18 Bell 205, Agusta-Bell AB205, Bell UH-1H dan sekitar tiga Agusta-Bell AB412. Selain juga sekitar 10 helikopter Sikorsky HH-3E Jolly Green Giant eks USAF. Unit ini berbasis di Bizerte-La Karouba.

HH-3E Jolly Green Giant  Angkatan Udara Tunisia
HH-3E Jolly Green Giant Angkatan Udara Tunisia

Bahkan sebelum krisis sekarang, Tunisia melakukan upaya untuk menggantikan helikopter, terutama HH-3E. Tunisia meminta pasokan 12 SH-60F Seahawk pada tahun 2010, untuk menggantikan HH-3E, tapi kesepakatan tidak terlaksana. Selama kunjungan ke Washington DC pada bulan Agustus 2014, Presiden Tunisia Moncef Marzouki mengakui pihaknya tidak berharap bahwa Tunisia akan menjadi negara yang akan diserang berbagai kelompok garis keras seperti Suriah. Tetapi di belakang layar, Presiden mendesak AS untuk memberikan dukungan bagi angkatan bersenjata Tunisia, dan secara khusus meminta pasokan 12 helikopter Blackhawk.

“Kami telah meminta Amerika Serikat untuk memberikan sekitar 12 Blackhawk,” kata Marzouki dalam pidatonya di Dewan Atlantik. (VIT)

Sumber: arabianaerospace

 

 

6 Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Comments are closed