
Perancis telah meluncurkan studi untuk menggantikan rudal nuklir yang ada sekarang ini dengan fokus pada teknologi siluman dan hipersonik pada lengan atom-generasi berikutnya, kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian.
Angkatan Udara terbang pejuang Dassault Mirage 2000N dan Rafale F3 saat ini menjadi pesawat yang ditugasi membawa rudal nuklir air-sol moyenne portée-améliorée (ASMP-A) masing-masing di skuadron Gascogne dan La Fayette. Dua jet tempur ini menjadi salah satu sistem nuklir Prancis selain ada di empat kapal selam rudal balistik nuklir.
“Studi untuk penerus rudal ASMP-A yang dijuluki ASN4G, sudah mulai,” kata Le Drian dalam konferensi tingkat tinggi pada penangkal nuklir Perancis 20 November 2014. ASN4G akan mengarah pada rudal nuklir berbasis udar generasi keempat.
“Konsep berani, misalnya, didasarkan pada teknologi siluman dan hipersonik, di garis depan perkembangan teknologi, akan dieksplorasi,” kata Le Drian.
Proyek-proyek merupakan kunci untuk mengatasi larangan musuh dan juga untuk basis industri dan teknologi dalam negeri. “Pemilihan sistem senjata masa depan, yang terdiri dari rudal ASN4G dan platform yang akan memutuskan, karena itu merupakan masalah besar untuk layanan,” katanya. Proyek ini terkait erat dengan format masa depan Angkatan Udara, katanya.
Pekerjaan dimulai pada musim panas di ASMP-A, dimaksudkan untuk memungkinkan rudal yang dilepas dari udara mengalahkan sistem pertahanan udara di masa depan dan siap pada 2035, kata Le Drian.
Kepala Staf Angkatan Udara Prancis Jenderal Denis Mercier sebelumnya memberikan gambaran sekilas dari teknologi enjata udara di masa depan, yang akan memiliki dua karakter yakni siluman atau kecepatan. Senjata hipersonik mungkin mampu Mach 7 atau 8, katanya.
Untuk pembawa rudal juga harus disesuaikan yakni sebuah jet tempur atau bomber yang sesuai dengan karakter rudal siluman dan hipersonik tersebut. “Tantangannya adalah untuk memilih sistem mampu menembus sistem pertahanan yang akan digelar di 20 sampai 50 tahun,” katanya.
Pekerjaan pada teknologi rudal siluman atau hipersonik akan mempengaruhi perkembangan pesawat terbang masa depan. Misalnya, jika rudal hipersonik yang mampu terbang dengan kecepatan Mach 7 dan panjang 20 meter, maka diperlukan pesawat besar, seperti Airbus A400M, bukan sebuah jet tempur seperti Rafale
Sumber: defense news
Comments are closed