Kementerian Pertahanan Rusia telah menandatangani kontrak senilai 30 miliar rubel (US$630 juta) dengan produsen pesawat utama milik negara untuk memodernisasi lebih dari 50 interceptor kecepatan tinggi MiG-31.
Langkah ini muncul di tengah 20 triliun rubel ($ 500 milyar) Program persenjataan negara yang sedang berlangsung dan meningkatnya ketegangan atas Ukraina yang telah melihat jet Rusia berulang kali menguji batas-batas wilayah udara NATO dalam beberapa bulan terakhir.
“Angkatan bersenjata akan menerima lebih dari 50 modern MiG-31 pada akhir 2018,” kata Wakil Menteri Pertahanan Yury Borisov Kamis 27 November 2014. Modernisasi ini akan dilakukan oleh produsen pesawat terbesar Rusia, United Aircraft Corporation. Upgrade akan dilakukan secara total baik dari avionik, radar, sistem persenjatan dan lain sebagainya.
MiG-31 adalah pesawat klasik Soviet. Dirancang pada tahun 1970 sebagai pengganti MiG-25 pencegat supersonic. Pesawat ini juga dikenal dengan pembunuh bomber supersonik. Rusia sampai saat ini masih mengoperasionalkan sekitar 120 jet ini. MiG-31 mampu mencegat dan menghancurkan target apapun dari objek rendah hingga rudal jelajah.
Pesawat ini disebut “radar terbang” oleh pilot karena kemampuan avionik yang unik. Memiliki sistem kontrol ‘Barrier’, dilengkapi dengan antena bertahap-array pertama di dunia. MiG-31 yang dilengkapi dengan avionik baru dan sistem pengendalian kebakaran, dan dapat secara bersamaan menembak enam sasaran dalam radius 280 kilometer.
AS dan sebagian besar pasukan udara Barat menghapus pencegat bomber pada saat MiG-31 mulai beroperasi pada tahun 1975 dan fokus pada rudal balistik. Namun, Soviet menilai perlu terus mengoperasikan pesawat ini. Rusia telah dimodernisasi sekitar 20 MiG-31, menurut laporan media. Sebuah kontrak terpisah untuk memodernisasi 60 pesawat pada tahun 2020 ditandatangani dengan United Aircraft Corporation pada tahun 2011.
Sumber: Ria Novosti
Comments are closed