
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengaku ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry mempretanyakan pernyataan Presiden Barack Obama yang menyebut Rusia sebagai ancaman bagi dunia. Apa jawaban dari Kerry? ”Lupakan saja!”
Anak buah Obama itu justru meminta Rusia tak perlu mendengarkan omongan bosnya itu.
“Saya mendengar penyataan itu saat Obama menyampaikan pidato dalam Sidang Umum PBB. Beberapa waktu kemudian, saya bertemu dengan John Kerry. Saya tanya, apa maksud dari pernyataan itu. Ia bilang, ‘Lupakan saja’.
Kalau pernyataan itu memang serius, tentu itu sangat menyedihkan. Namun, ia menyuruh saya mengabaikan pernyataan itu karena saat itu kami hendak mendiskusikan bagaimana mengoordinasikan pendekatan untuk menyelesaikan isu program nuklir Iran dan situasi di Semenanjung Korea,” cerita Lavrov dalam pertemuan rutin Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma), Rabu 19 November 2014 lalu.
“Sepertinya tidak pantas negara adidaya seperti AS menggunakan pendekatan oportunis terhadap mitranya. Ketika kami membutuhkan Anda, tolong bantu kami, namun Anda harus mematuhi kami saat kami memberi hukuman,” tambah Lavrov.
Lavrov menjelaskan, AS dan Rusia berkoordinasi terkait masalah Iran dan Semenanjung Korea bukan untuk menyenangkan pihak manapun. “Negara-negara tersebut terletak sangat dekat dengan negara kami,” kata Lavrov.
Rusia jelas akan menentang semua rezim nonproliferasi nuklir. “Tapi setelah menyelesaikan masalah ini, kami harus memastikan bahwa negara-negara tersebut tidak mengalami hambatan melakukan kerja sama secara maksimal dengan kami,” kata Lavrov. Itulah mengapa Rusia sangat bersedia terlibat aktif dalam negosiasi untuk isu nuklir Iran maupun isu nuklir di Semenanjung Korea.
Sumber: RBTH