Rusia pada Senin 17 November 2014 mengecam Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sehubungan dengan pernyataan anti-Moskow yang dikeluarkannya belum lama ini. “Bukannya melakukan pekerjaan nyata dalam mencari penyelesaian bagi konflik dalam negeri di Ukraina, Stoltenberg telah bergabung dalam upaya menyebar propaganda temuan tak bermanfaat … mengenai dugaan gerakan persenjataan Rusia melintasi perbatasan Ukraina,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di dalam satu pernyataan.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Stoltenberg, yang memangku jabatan saat ini pada Oktober, semata-mata dilandasi atas prinsip-prinsip dan instruksi yang mencerminkan pendapat terpadu semua 28 negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Zakharova.
“Ini makin mengobarkan perang Kiev dan dipenuhi dampak merusak terhadap proses rapuh penyelesaian damai bagi krisis dalam negeri di Ukraina,” tambahnya.
Stoltenberg mengatakan kepada surat kabar Italia pada Jumat (14/11) bahwa aliansi itu “memiliki sangat banyak bukti” mengenai pergerakan peralatan militer Rusia di dekat Ukraina. Ia juga mengatakan manuver yang telah dilakukan pesawat militer Rusia di Eropa telah menimbulkan ancaman bagi pesawat sipil.
Politikus tersebut mengakui peningkatan kehadiran militer NATO di Eropa Timur, tapi menyatakan tindakan itu perlu dilakukan untuk mencegah perkembangan di Ukraian menjadi Perang Dingin baru.
Sementara itu, Moskow berkeras bahwa NATO memilih untuk mengobarkan rasa anti-Rusia sebagai pembenaran bagi rencananya untuk memperkuat potensi kehadirannya dan meningkatkan kehadiran militernya di dekat perbatasan Rusia.”Ini menciptakan resiko keamanan serius di wilayah Atlantik-Eropa,” kata Zakharova.
Hubungan Rusia dan NATO telah sangat tegang setelah krisis Ukraina. Sejak April, NATO mengakhiri semua kerja sama praktis dengan Rusia, dan hanya mempertahankan kontak di tingkat duta besar dan yang lebih tinggi .
Sumber: Reuters