Rudal balistik antarbenua baru Amerika yang dijuluki LGM-35A Sentinel mengalami pembengkakan biaya setidaknya 37%. Ini memicu proses peninjauan yang dapat mengarah pada restrukturisasi atau bahkan pembatalan program tersebut.
Juru Bicara Angkatan Udara Amerika kepada Defense News Sabtu 20 Januari 2024 mengatakan pengembangan LGM-35A Sentinel telah melampaui proyeksi biaya awalnya. Peningkatan biaya menimbulkan pelanggaran kritis terhadap Nunn-McCurdy. Ini menjadikan harus ada laporan ke Kongres.
Angkatan Udara menyatakan sudah memberi tahu Kongres tentang pelanggaran tersebut. “Kementerian Pertahanan sekarang akan meninjau program Sentinel. Dan akan memutuskan apakah akan merestrukturisasi program tersebut, atau membatalkannya seluruhnya,” katanya.
Program Sentinel direncanakan untuk menggantikan ICBM LGM-30G Minuteman III era Perang Dingin. Northrop Grumman pada tahun 2020 menerima kontrak senilai US$13,3 miliar atau sekitar Rp207 triliun (kurs Rp15.600) untuk membangun Sentinel. Dan program ini awalnya diperkirakan menelan biaya sekitar $96 miliar atau sekitar Rp1.500 triliun (kurs Rp15.600).
Dalam rencana awal total biaya per unit untuk Sentinel adalah US$118 juta atau sekitar Rp1,8 triliun. Tetapi kini meningkat menjadi US$162 juta. Atau sektiar Rp2,5 triliun.
Disebut masuk kategori pelanggaran kritis Nunn-McCurdy ketika biaya program akuisisi pertahanan besar meningkat 25% dari target biaya saat. Departemen Pertahanan harus memberi tahu Kongres ketika terjadi pembengkakan biaya yang besar. Dan jika ingin dilanjutkan maka Pentagon harus menyatakan program tersebut penting bagi keamanan nasional.
Pentagon juga harus menyatakan kepada Kongres bahwa tidak ada alternatif lain yang lebih murah dibandingkan program Sentinel. Meski terjadi peningkatan perkiraan biaya baru tersebut masuk akal.
Untuk informasi selengkapnya simak tayangan berikut: