Jepang dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk melanggar tabu pascaperang guna menghadapi ancaman dari Korea Utara dan China.
Dilaporkan Jiji Press baru-baru ini, di bawah proposal baru, pesawat C-2 Jepang akan menggunakan sistem Rapid Dragon milik Amerika untuk dengan cepat mengubahnya dari jet angkut jarak jauh menjadi pembom. Pemerintah pascaperang telah melarang bomber karena dianggap sebagai senjata perang agresif. Tetapi tekanan militer dari tetangganya mendorong Tokyo untuk mempertimbangkan kembali.
Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk menggunakan jenis rudal yang mesinnya menyala di udara setelah dijatuhkan selama penerbangan.
Ini adalah referensi ke sistem baru Rapid Dragon Amerika. Konsep yang dibangun Air Force Research Lab pada Desember 2019 untuk memanfaatkan ratusan jet angkut Amerika untuk diubah menjadi pembom sementara. Mereka termasuk pesawat C-130J Super Hercules dan C-17 Globemaster III.
Rapid Dragon melibatkan penempatan rudal seperti AGM-158 Joint Air to Surface Standoff Missile (JASSM) di atas palet yang dilengkapi dengan set parasut.
Palet dirancang untuk didorong dengan cepat ke pesawat angkut. Saat transportasi mendekati titik penurunan parasut seret menyedot palet keluar dari pesawat. Parasut lain terbuka dan memperlambat penurunannya. Saat palet turun inilah misil mulai berjatuhan dan segera mesinnya aktif di udara.
AGM-158 JASSM memiliki jangkauan lebih dari 350 km. Sementara versi jarak jauhnya, AGM-158B Joint Air-to-Surface Standoff Missile – Extended Range (JASSM-ER) memiliki rentang serang sekitar 1000 km. AGM-158 adalah rudal jelajah penghindaran radar dipandu GPS dengan hulu ledak penetrator seberat 1000 kg.
Untuk informasi selengkapnya simak tayangan berikut: