Salah satu hal tersulit untuk dipahami tentang senjata nuklir adalah kekuatan destruktifnya. Nuklir sering digambarkan memiliki kemampuan untuk mengakhiri peradaban manusia dan bahkan kehidupan di Bumi itu sendiri, tetapi bagaimana perbandingannya dengan ledakan non-nuklir?
Singkatnya, mereka tidak sama. Senjata nuklir berada dalam kelas yang sama sekali berbeda. Inilah yang perlu Anda ketahui.
Salah satu pengukuran pertama yang biasa digunakan adalah kiloton. 1 kiloton sama dengan 1.000 ton. Daya ledak sebagian besar senjata nuklir dinyatakan dalam kiloton 2,4,6-trinitrotoluena atau dikenal sebagai TNT. Salah satu bahan peledak paling umum, dan standar untuk mengukur bahan peledak lainnya.
Kita ambil contoh kasus. Bom Mk-84 Amerika adalah bom konvensional seberat 2.000 pon. Berat ini mencakup selubung baja seberat 1.000 pon dan pengisi Tritonal seberat 946 pon yang dicampur TNT dengan aluminium. Ini memberi Mk 84 hasil ledakan sekitar setengah ton TNT. Tritonal sebenarnya 20 persen lebih kuat dari TNT, jadi kita sedikit membulatkan.
Mk 84 memiliki radius mematikan, atau jangkauan di mana ia dapat membunuh hingga 350 meter. Dan dapat menyebabkan cedera parah hingga sekitar 800 meter.
Sekuat-kuatnya bom Mk-84, itu hanya mewakili setengah ton, atau 0,0005 kiloton TNT. Dua bom mewakili satu ton TNT, atau 0,001 kiloton. Artinya dibutuhkan daya ledak 2.000 Mk 84 untuk menyamai satu kiloton TNT.
Sebagai perbandingkan bom fisi nuklir yang meledak pada 16 Juli 1945 di gurun New Mexico memiliki hasil ledakan 21 kiloton. Ini berarti setara dengan 42.000 bom Mk-84 yang semuanya meledak di lokasi yang sama sekaligus.
Pengukuran kedua adalah megaton. Bom termonuklir, juga dikenal sebagai bom hidrogen, memiliki daya ledak yang jauh lebih besar daripada senjata nuklir tradisional. Dan memperkenalkan megaton ke dalam leksikon perencana militer.
Untuk informasi selengkapnya simak tayangan berikut: