Australia secara resmi meminta tambahan pesawat angkut militer Boeing C-17A Globemaster III hingga empat unit kepada pemerintah AS. Permintaan Australia itu diungkapkan Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS atau Defense Security Cooperation Agency (DSCA) 12 November 2014
Dalam pemberitahuannya, Australia menyatakan bahwa meminta hingga empat C-17 dan peralatan, suku cadang dan dukungan logistik dengan nilai sekitar US$ 1,6 miliar. Peralatan tambahan mencakup 19 mesin Pratt & Whitney F117-PW-10, empat AN / AAQ-24V Large Aircraft Infrared Countermeasures (LAIRCM), dan berbagai alat peperangan elektronik lainnya, komunikasi dan sistem navigasi
Pemberitahuan resmi muncul setelah Menteri Pertahanan Australia David Johnston mengatakan kepada media pada Agustus 2014 bahwa pemerintah merencanakan untuk mengakuisisi C-17 dan Airbus Military KC-30A (A330) tanker MRTT. Dia kemudian menegaskan niatnya untuk mengakuisisi antara dua dan empat C-17 di bulan Oktober.
Jika permintaan empat pesawat tambahan disetujui Amerika maka Royal Australian Air Force akan memiliki hingga 10 armara C-17 yang artinya menjadi operator terbesar kedua setelah Angkatan Udara Amerika. Pesawat ini dioperasikan Skuadron 36 yang berbasis di Pangkalan Amberley, dekat Brisbane.
Dengan produksi C-17 akan berakhir pada tahun 2015, Boeing sedang membangun sekitar 10 pesawat untuk sejumlah pelanggan. Diyakini masih akan ada tambahan pesanan dari India, Kanada dan Inggris, dan pelanggan mungkin baru di Timur Tengah. Sehingga kemungkinan garis produksi pesawat legendaris ini akan diperpanjang lagi.
Sumber: Defense News