Siluman F-35 Menunggu Keikhlasan Thunderbolt

Siluman F-35 Menunggu Keikhlasan Thunderbolt

Selama A-10 tidak dipensiun, sulit bagi F-35 memenuhi rencana operasional
Selama A-10 tidak dipensiun, sulit bagi F-35 memenuhi rencana operasional

Angkatan Udara AS kembali mencoba melobi Kongres untuk segera mempensiun pesawat A-10 Thunderblot agar personelnya segera dipindah untuk mengelola F-35. Angkatan Udara melakukan diskusi intensif untuk kemungkinan segera melikuidasi tiga skuadron atau sekitar 72 pesawat A-10 sebagai salah satu bagian dari rencana untuk mempensiun seluruh armada. Karena nasib operasional pesawat siluman generasi kelima F-35 sangat tergantung pada pesawat ini.

Angkatan Udara telah menghabiskan sebagian besar waktu di 2014 untuk berdebat keras dengan pensiun A-10 ini. Angkatan Udara bersikeras jika pesawat ini dipensiun maka akan menghemat anggaran cukup besar. Sementara Kongres menilai pesawat ini masih sangat dibutuhkan oleh tentara di lapangan karena kemampuan dukungan serangan jarak dekat. Pesawat ini memberi perlindungan lebih terhadap pasukan darat daripada jet tempur yang melakukan serangan dari ketinggian ribuan kaki.

Untuk mencapai kemampuan operasional awal (IOC), F-35A membutuhkan 1.100 pengelola untuk segera memasuki latihan. Sebagian besar dari mereka akan ditari dari skuadron A-10. Tetapi hal itu tidak mungkin dilakukan jika pesawat dengan julukan Warthog itu tidak juga segera masuk kandang.

“Saya sangat khawatir janji saya untuk [Angkatan Udara] memberi mereka semua hal yang mereka butuhkan untuk menyatakan IOC pada 1 Agustus 2016 mungkin tidak bisa berjalan sesuai rencana,” kata Letjen Chris Bogdan dari program F-35 akhir Oktober 2014 lalu.

Tetapi argumen yang tidak menemukan banyak daya tarik, setidaknya publik, di Kongres. Pelindung yang paling vokal dari A-10, Senator Kelly Ayotte, RN.H. menyebut komentar Bodan salah besar. Sementara itu, Senator Republik John McCain dari Arizona, meyakinkan ketika mengambil alih pimpinan Senat Komite Angkatan Bersenjata Januari nanti mereka berjanji untuk melindungi pesawat.

Melihat kondisi ini Angkatan Udara harus menyiapkan rencana cadangan jika memang A-10 tetap tidak boleh berhenti terbang. “Kami mengantisipasi dengan rencan lain,” jelas seorang pejabat Angkatan Udara. “Kami akan mengambil lebih banyak tenaga kerja dari jet tempur yang beriprasi di Irak, Afghanistan dan Suriah. Tetapi rencana itu bisa berjalan jika Afghanistan tidak lagi bergolak, masalah ISIS segera selesai dan konflik Ukraina juga merea.

Jenderal Mark Welsh, Kepala Staf Angkatan Udara pernah mengatakan tidak mungkin mengambil personel dari skuadron yang bertugas di Timur Tengah mengingat ekskalasi konflik di daerah itu sangat tinggi. Sehingga satu-satunya harapan adalah menunggu A-10 pensiun dan personelnya ditarik ke F-35. Nah selama Warthog tidak ikhlas pensiun, maka siluman inipun belum juga bisa beraksi.

 

Sumber:Defense News