Israel menginginkan sesuatu yang dapat menjawab invasi tank besar. Mirip dengan apa yang mereka hadapi selama Perang Yom Kippur tahun 1973. Dan SPIKE adalah jawabannya. Rudal ini kemudian terbukti efektif ketika digunakan melawan posisi artileri selama Perang Lebanon Kedua dan dalam Operasi Cast Lead.
Dikembangkan pada akhir 1980-an dan disebut Tammuz oleh Israel, rudal SPIKE Non-Line-of-Sight (NLOS) memiliki kamera pencitraan inframerah di dalam dan dipandu kabel. NLOS pertama bisa disebut lebih maju dari zamannya. Sensor elektro-optik memungkinkan operator untuk melihat gambar jalur serangan rudal di layar televisi .
Penembak dapat mengarahkan rudal ke sasarannya. Rudal juga dapat mengubah target dalam penerbangan.
Versi terbaru SPIKE NLOS memiliki kamera yang lebih baik dengan penargetan inframerah dan panduan laser. Hal ini dapat digunakan pada kendaraan, helikopter, dan kapal senjata.
SPIKE kemudian berkembang ke banyak varian.Rafael mengatakan 30.000 rudal SPIKE telah terjual dan digunakan oleh 33 negara. Selain itu 5.000 rudal telah ditembakkan selama bertahun-tahun.
Rafael juga bermitra dengan Polandia untuk memproduksi SPIKE NLOS generasi ke-5 yang akurat hingga 20 mil.
Selain NLOS dan SR, Rafael memproduksi SPIKE 5th Generation Long-range (3,4 mil) dan Extended-range (6,2 mil).
Berbagai amunisi termasuk High Explosive Anti-Tank, Fragmentasi Ledakan Penetrasi dengan kontrol detonasi hulu ledak dan Fragmentasi.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: