Pertempuran Rusia di Laut Hitam

Pertempuran Rusia di Laut Hitam

Pada 25 Juli 2021, Presiden Vladimir Putin berpidato di St. Petersburg untuk memperingati 325 tahun berdirinya angkatan laut Rusia. Berbicara di depan patung pendiri armada dan kaisar favorit Putin, Peter the Great dia menyatakan, “Hari ini Angkatan Laut Rusia memiliki semua yang dibutuhkan untuk mengamankan pertahanan negara dan kepentingan nasional kita. Kami mampu mendeteksi setiap kapal selam, kapal permukaan atau musuh di udara dan memberikan mereka serangan yang akan segera terjadi jika perlu.”

Pidato Putin diikuti parade perangkat keras angkatan laut yang mengesankan. Bukti dari pernyataannya dan modernisasi militer Rusia selama dua dekade terakhir. Kebangkitan negara itu sebagai kekuatan angkatan laut telah membuat gelombang terbesar di Laut Hitam, di mana Rusia berusaha untuk menciptakan lingkup pengaruh bahari yang baru.

Pergerakan Moskow di wilayah tersebut, termasuk meningkatkan armada Laut Hitam dan mengklaim perairan teritorial di sekitar Krimea, mengancam keseimbangan kekuatan di Laut Hitam dan Laut Mediterania timur. Sejumlah negara menyebut tindakan tersebut membahayakan kebebasan navigasi tidak hanya di perairan itu, tetapi juga di perairan seluruh dunia.

Selama berabad-abad, Rusia memandang Laut Hitam sebagai pusat keamanannya. Catherine the Great mencaplok Krimea dari Turki Ottoman pada tahun 1783, dan  suaminya Pangeran Grigory Potemkin, menciptakan armada Laut Hitam di Sevastopol pada tahun yang sama.

Pada abad ke-10 Rusia bersaing dengan kekuatan besar Eropa dan dengan Kekaisaran Ottoman untuk mendapatkan pengaruh di dalam dan sekitar Laut Hitam. Tetapi baru pada Perang Dingin Uni Soviet menjadi kekuatan dominan di kawasan itu dan hanya diimbangi oleh anggota NATO Turki. Soviet juga menggunakan Laut Hitam untuk memproyeksikan kekuatan di Mediterania timur.

Namun, setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia mengalami pembalikan nasib yang tiba-tiba di Laut Hitam. Georgia dan Ukraina menjadi negara merdeka dan mencari integrasi dengan Barat. Sementara Bulgaria dan Rumania bergabung dengan NATO pada tahun 2004.

Akibatnya, Rusia kalah akses ke bagian garis pantai Laut Hitam yang sebelumnya dikuasai secara langsung atau tidak langsung. Rusia dan Ukraina sepakat untuk tetap menempatkan armada Laut Hitam di Sevastopol. Pada 2010, Kyiv memperbarui sewa armada Moskow hingga 2042, tetapi setelah Presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych meninggalkan Ukraina pada Februari 2014 dan pemerintah pro-Barat baru mengambil alih, Putin khawatir Ukraina akan mengingkari perjanjian itu.

Untuk selengkapnya simak tayangan berikut:

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.