Rusia Ingatkan NATO untuk Tidak Mengirim Pasukan ke Ukraina

Rusia Ingatkan NATO untuk Tidak Mengirim Pasukan ke Ukraina

Rusia memperingatkan NATO agar tidak mengirim pasukan ke Ukraina timur setelah Kyiv menuduh Moskow membangun kehadiran militer di perbatasannya.

Kantor berita Interfax mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa setiap penempatan pasukan NATO tidak diragukan lagi akan menyebabkan ketegangan lebih lanjut dan pihak Rusia harus mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan keamanan mereka. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang yang dimaksud langkah tambahan itu.

Peskov menyebut pergerakan pasukan Rusia di dekat perbatasan adalah hal biasa dan mengatakan Rusia tidak mengancam siapa pun.

Komentarnya muncul ketika militer Rusia pada hari Jumat mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan latihan militer di dekat perbatasan yang melibatkan lebih dari 15.000 tentara, serta unit perang elektronik dan pertahanan udara.

Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin pada Kamis berbicara dengan mitranya dari Ukraina dan berjanji untuk mendukung Kyiv jika terjadi permusuhan Rusia lebih lanjut. Pernyataan Austin didukung Presiden Amerika Joe Biden dalam panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Jumat.

Gedung Putih menyatakan Presiden Biden menegaskan dukungan tak tergoyahkan Amerika Serikat untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dalam menghadapi agresi berkelanjutan Rusia di Donbas dan Krimea.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba pada Jumat sepakat bahwa de-eskalasi menjadi hal penting agar tidak membahayakan gencatan senjata.

Bentrokan di garis depan selama berminggu-minggu telah mencabik-cabik gencatan senjata dan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang membara di wilayah Donetsk dan Lugansk timur. Perang itu pecah pada 2014 menyusul perubahan pemerintahan di Kyiv dan bergabungnya Semenanjung Krimea ke Rusia. Menurut PBB perang telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa.

Seminggu yang lalu, empat tentara Ukraina tewas di zona konflik.  Kematian awalnya dilaporkan sebagai serangan mortir oleh separatis pro-Rusia. Namun kemudian militer Ukraina mengatakan prajurit tersebut menjadi sasaran penembak jitu.

Eskalasi terbaru mendorong teleconference antara Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Selasa. Dalam pembacaan tersebut Putin menyalahkan Ukraina dan mendesak Kyiv untuk melakukan dialog langsung dengan pasukan separatis lokal.

Pasukan Amerika di Eropa sekarang dalam kewaspadaan lebih tinggi. Seorang pejabat NATO mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Rusia sedang merusak upaya mengurangi ketegangan di timur Ukraina.

Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut latihan militer dan kemungkinan provokasi di sepanjang perbatasan adalah permainan tradisional Rusia.

Video yang diunggah di sejumlah media sosial dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tank, artileri, dan kendaraan lapis baja Rusia menuju ke perbatasan Ukraina. Komandan militer Ukraina Jenderal Ruslan Khomchak mengatakan Rusia telah mengerahkan 28 kelompok taktis batalion di dekat perbatasan timur Ukraina dan di Krimea yang akan berjumlah 20.000-25.000 tentara.  Khomchak menambahkan Rusia juga memiliki hampir 3.000 perwira dan instruktur militer di unit pemberontak di timur Ukraina.

Militer Rusia telah mengkonfirmasi bahwa brigade serangan udara dengan jumlah sekitar 4.000 tentara  sedang dikirim ke Krimea dari Volgograd di Rusia selatan tahun ini.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.