Pencarian berlarut-larut Indonesia untuk pesawat tempur baru menemukan putaran lain. Secara mengejutkan, Prancis mengkonfirmasi Indonesia sedang bernegosiasi dengan Prancis untuk membeli jet multiperan Dassault Rafale.
Perkembangan terbaru datang setelah Indonesia menunjukkan minat pada armada Eurofighter Typhoon Austria di saat rencana untuk mengakuisisi Sukhoi Su-35 Flanker buatan Rusia tampaknya masih terhenti.
Potensi penjualan 36 Rafale dikonfirmasi Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, selama wawancara TV. Dia mencatat bahwa tanda tangan kontrak masih menunggu, tetapi kesepakatan itu “sangat maju”.
Surat kabar La Tribune Prancis sebelumnya melaporkan bahwa pembicaraan antara Indonesia dan Prancis telah dimulai, tetapi menyebutkan 48 Rafale, bukan 36. Menurut sumber ini, Jakarta ingin segera menyelesaikan kesepakatan tentang pembelian tersebut sebagai bagian dari kesepakatan kerja sama pertahanan yang lebih luas antara kedua negara.
Surat kabar tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa beberapa sumber telah mengkonfirmasi bahwa negosiasi berjalan sangat baik dan Jakarta berharap kesepakatan itu dapat ditandatangani sebelum akhir tahun. Di sisi lain, pihak Prancis bersikap hati-hati dengan berharap mendapatkan lebih banyak waktu “untuk menyelesaikan kesepakatan yang cermat.
Prancis tidak memiliki sejarah panjang transfer senjata besar ke Indonesia, tetapi dalam beberapa tahun terakhir industri pertahanan negara telah membuat lebih banyak terobosan di negara ini, termasuk penjualan tambahan delapan helikopter Airbus Helikopter tempur pencarian dan penyelamatan H225M untuk Angkatan Udara Indonesia di 2019.
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Parly di Paris pada bulan Oktober untuk menegaskan kembali ketertarikannya pada Rafale. Pelanggan ekspor saat ini untuk pesawat tersebut adalah Mesir, India, dan Qatar. Dalam beberapa bulan terakhir, Yunani juga telah mengumumkan rencana untuk membeli 18 jet tersebut.
Pesawat tempur Dassault juga sedang dalam kompetisi untuk program pengadaan pesawat tempur di Finlandia dan Swiss, dengan keputusan akan diambil di kedua negara tahun depan.
Meski langkah Indonesia untuk Rafale disebut tidak diduga, jelas bahwa negara tersebut ingin memperkenalkan jenis pesawat tempur baru untuk membantu memodernisasi inventarisnya. Armada tempur Angkatan Udara Indonesia saat ini mengoperasikan sekitar 12 pesawat tempur F-16A / B Block 15OCU yang dikirim dari tahun 1989, ditambah 23 F-16C / D yang telah diupgrade. Satu pesawat dari jenis terakhir hancur karena kecelakaan pada tahun 2015.
Selain peralatan yang dipasok Amerika ini, TNI AU juga menerbangkan versi berbeda dari Flanker buatan Rusia yakni lima Su-27SK satu kursi dan sepasang Su-30MK dua kursi yang dikirim dimulai pada 2003. Selain itu juga sembilan Su-30MK2 yang pertama mendarat di negara itu pada 2008.
Diharapkan bahwa Jakarta akan membeli Flanker tambahan dalam Su-35. Kesepakatan senilai $ 1,1 miliar untuk 11 unit diumumkan pada Juli 2017. Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya di Indonesia , Washington telah menekan Jakarta untuk menunda kesepakatan dengan Moskow dan mengancam sanksi sebagai tanggapan jika pembelian tetap dilakukan. Namun, pada Maret 2020, Dmitry Shugayev, direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis Militer bersikeras bahwa kesepakatan Su-35 masih berlaku.
Rencana industri Indonesia yang lebih ambisius untuk bersama-sama membangun pesawat tempur generasi baru KF-X dengan Korea Selatan juga mengalami kendala. Indonesia tetap terlibat dalam KF-X, dengan PT Dirgantara Indonesia bekerja sebagai mitra industri bersama Korean Aerospace Industries (KAI). Bagian 20 persen dari proyek ini diharapkan dapat diterjemahkan ke dalam pesanan Indonesia untuk 50 jet.
Prototipe pertama KF-X sekarang mulai dibuat di Korea Selatan, tetapi Agustus lalu, Indonesia gagal membayar angsuran kedua untuk mengamankan sahamnya dalam program tersebut. KF-X diperkirakan akan mulai diproduksi antara 2026 dan 2028.
belir rafale bayarnya pake apa, bs gak sm barter ky sukhoi , jgn2 beli dr prancis cash lancar tp sm rusia pihak indo yg rewel