Sejumlah Menteri Israel Menentang Pembelian Skuadron Kedua F-35
F-35 tetap berjalan sesuai rencana

Sejumlah Menteri Israel Menentang Pembelian Skuadron Kedua F-35

f-35 lagi

Sejumlah menteri Israel berbaris melawan rencana pembelian satu skuadron kedua F-35 pejuang siluman dari Amerika Serikat dengan mengatakan anggaran sebesar US$3 miliar dibutuhkan untuk hal lain yang jauh lebih bermanfaat.

Diberitakan Haaretz Israel Kamis 7 November 2014 Menteri Urusan Strategis Yuval Steinitz yang menjadi salah satu menteri penentang mengatakan dalam pertemuan pemerintah Rabu 6 November 2014 dikatakan bahwa uang untuk membeli skuadron F-35 kedua itu akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk mengembangkan kekuatan drone Israel dan membeli roket lebih relatif murah yang dapat diluncurkan dari udara, laut, atau darat.

Kesepakatan untuk skuadron baru baru pada kesepakatan prinsip dan masih harus mendapatkan persetujuan pemerintah. Keputusan prinsip itu  disegel bulan lalu selama kunjungan Menteri Pertahanan Moshe Ya’alon ke AS. Dalam kesepakatan itu disebutkan setiap F-35A yang di Israel akan diberi nama Adir, biaya yang dibutuhkan sekitar $ 150 juta. Israel sudah sepakat untuk membeli skuadron pertama sebanyak 19 jet F-35A Lightning II pada tahun 2010.

Steinitz tidak sendirian soal ketidaksetujuan membeli skuadron kedua siluman ini. Menteri Pertanian Yair Shamir, seorang mantan jenderal di angkatan udara, dan Menteri Keuangan Yair Lapid dilaporkan juga menentang kesepakatan tersebut.

Di antara argumen yang diajukan adalah bahwa banyak roket musuh yang ditargetkan ke pangkalan udara Israel. Dan jika itu terjadi maka pesawat tempur super canggih itu tidak akan ada gunanya. Selain itu Steinitz mencatat bahwa F-35 telah dirundung berbagai masalah termasuk keraguan terhadap profil siluman mengingat negara-negara lain terus mengembangkan radar mereka untuk membaca pergerakan pesawat tempur itu. Faktor yang akan mengurangi superioritas udara nya.

Namun sejauh ini Menteri Pertahanan Ya’alon dan Panglima Angkatan Udara Amir Eshel tetap mendorong kesepakatan itu disetujui pemerintah. Skuadron kedua pesawat ini diharapkan akan tiba pada 2019. Kesepakatan itu mencakup kompensasi yang diterima Israel untuk membangun 811 sayap pesawat generasi kelima itu melalui Israel Aircraft Industries.

Berbicara sebelumnya, Moshe Arens, mantan menteri pertahanan dan mantan wakil direktur jenderal di Israel Aircraft Industries, mengatakan pesawat tidak harus menjadi prioritas untuk tentara. “Sangat menyenangkan untuk memiliki, tetapi di tengah keterbatasan anggaran saat ini saya tidak melihat kebutuhan untuk itu,” katanya.

Sumber: The Times Of Israel

 

14 Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Comments are closed