Meningkat Tajam, USAF Ingin Punya 220 Bomber Jarak Jauh

Meningkat Tajam, USAF Ingin Punya 220 Bomber Jarak Jauh

Angkatan Udara Amerika menginginkan lebih dari 220 pembom jarak jauh dalam inventarisnya pada tahun 2040.

Jumlah ini meningkat cukup banyak dari yang sebelumnya mereka katakan dimana mereka ingin memiliki 175 pesawat tersebut.

“Itu adalah pendekatan yang diturunkan secara programati,” kata Jenderal Timothy Ray, kepala Global Strike Command Angkatan Udara Amerika kepada wartawan 9 April 2020.

“Ada banyak cara untuk mencapai jalan itu,” katanya. “Kami pikir kemampuan jarak jauh dengan rudal jelajah jarak jauh adalah tujuan yang ingin kami tuju,” katanya sebagaimana dilaporkan National Defense.

Angkatan Udara telah berupaya meningkatkan armadanya dengan membeli B-21 Raider yang sedang dibangun dan memodernisasi B-52 Stratofortress.

Untuk mencapai jumlah 220, Angkatan Udara Amerika akan terus fokus pada penambahan kapasitas B-52 dan mempertahankan B-1 Lancer. Namun, Angkatan Udara masih memeriksa berapa banyak B-21 dan B-52 yang akhirnya akan dipertahankan.

Selama program pengembangan Angkatan Udara Amerika mengatakan berniat untuk membangun 100 B-21.

“Saya harus menetapkan kondisi selama beberapa tahun ke depan dan bahkan pengganti saya harus menyelesaikan  tugas besar untuk mengatur kondisi itu,” katanya.

“Saya yakin kita mungkin berjarak empat atau lima [tahun] untuk tidak bisa melihat seperti apa rencana itu secara spesifik.” Dia mengatakan bomber B-1 juga dapat digunakan untuk memajukan upaya senjata hipersonik

Ray mengatakan kepada Air Force Magazine bulan ini bahwa para pejabat dapat menggunakan platform tersebut untuk membawa Rapid Response Weapon yang diluncurkan di masa depan. Awal tahun ini, USAF memilih untuk bergerak maju dengan ARRW alih-alih senjata serangan konvensional hipersonik.

“Saya melihat ada peluang untuk mengambil misi hipersonik itu lebih cepat bagi kita di dalam armada pembom,” katanya.

Sementara itu, jadwal untuk B-21 Raider masih jauh. Randall Walden, direktur dan pejabat eksekutif program Rapid Capabilities Office USAF mengatakan tahun tidak mungkin bomber itu mencapai penerbangan pertama pada tahun 2021.

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.