Pada 15 Februari 2020, sebagai bagian dari program peningkatan A330 Phoenix, sebuah pesawat jenis tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara 125 di Istres, menuju Irak.
Misi, yang berlangsung hampir 14jam tersebutuntuk melakukan pengisian bahan bakar pertama pesawat dalam Operation Chammal, komitmen Prancis untuk Operation Inherent Resolve (OIR).
Sebagaimana dilansir laman resmi Kementerian Pertahanan Perancis, bergabungnya pesawat A330 dalam koalisi OIR ini juga menunjukkan kemampuan pesawat Angkatan Udara baru Perancis tersebut untuk beroperasi di lingkungan yang kompleks dan memungkinkannya untuk menguji integrasinya.
Pesawat multi-peran, Phoenix mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara, evakuasi medis dan misi transportasi strategis sambil memastikan keberlangsungan misi pencegahan nuklir.
Berkat kemampuannya yang luar biasa, pesawat ini memberikan nilai operasional yang tidak dapat disangkal di kancah internasional. Pesawat meningkatkan jangkauan dan daya tahan jet tempur dan pada akhirnya akan memungkinkan penyebaran kekuatan 20 Rafale pada rentang 20.000 km selama 48 jam. Phoenix juga mampu menjadi platform proyeksi kekuatan untuk Angkatan Udara.
Dalam misi ke Irak tersebut, Phoenix menempuh jarak lebih dari 3.500 kilometer dari Istres untuk mengirimkan lebih dari 20 ton bahan bakar ke Rafale Angkatan Laut Perancis, yang terlibat dalam Operasi Chammal. Jet-jet tempur ini lepas landas dari kapal induk Charles de Gaulle.
Selama misi operasional pertama ini untuk Operasi Chammal, Phoenix terintegrasi sempurna ke dalam lingkungan elektronik yang sangat padat, menerapkan komunikasi canggih dan kemampuan penghubung data taktis.
Dengan menghubungkan ke jaringan koalisi dan kelompok tempur kapal induk, kru dapat memperoleh data rinci tentang situasi taktis di teater, jaminan keamanan dan kinerja operasional.Misi A330 “Phoenix” ini menandai tonggak sejarah lain dalam peningkatannya.
Diluncurkan sejak 19 September 2014, Operation Chammal mewakili komponen Perancis dari Operation Inherent Resolve (OIR) dalam koalisi 80 negara.
Operasi Chammal bertujuan untuk memberikan dukungan militer kepada pasukan lokal yang terlibat dalam perang melawan ISIS di wilayah mereka. Operasi Chammal didasarkan pada dua pilar yang saling melengkapi: pilar “pendukung” yang dimaksudkan untuk mendukung pasukan yang terlibat di darat melawan ISIS dan untuk menyerang kemampuan militer militan dan pilar “pelatihan” untuk kepentingan pasukan keamanan Irak.
Hingga saat ini, sistem Operasi Chammal yang lengkap memiliki hampir 1.000 tentara. Ini juga mencakup lebih dari seratus tentara yang diproyeksikan ke Baghdad untuk pelatihan dan saran kepada staf dan unit Irak.