Amerika Serikat akhirnya bisa masuk ke lokasi jatuhnya pesawat mereka di Provinsi Ghazni Afghanistan dan menemukan mayat dua personelnya.
Sebelumnya pada hari Selasa, pasukan Afghanistan dan pejuang Taliban bentrok di wilayah tengah tempat pesawat militer Amerika jatuh ketika pemerintah berusaha mencapai lokasi reruntuhan di kubu Taliban.
“Pasukan Amerika menemukan mayat dua personel dari lokasi di mana sebuah pesawat Bombardier E-11A AS jatuh di Provinsi Ghazni, Afghanistan, ”kata sebuah pernyataan militer Amerika sebagaimana dilaporkan Reuters Rabu 29 Januari 2020.
Pernyataan itu mengatakan bahwa jasad diperlakukan dengan bermartabat dan dengan penuh hormat oleh masyraakat Afghanistan setempat.
Pasukan juga menemukan apa yang diyakini sebagai perekam data penerbangan dan sisa-sisa pesawat yang hancur.
“Penyebab kecelakaan itu masih dalam penyelidikan, namun tidak ada indikasi kecelakaan itu disebabkan oleh tembakan musuh,” pernyataan itu menambahkan.
Seorang pejabat pertahanan Amerika berbicara dengan syarat anonim, mengatakan beberapa upaya telah dilakukan untuk memulihkan jenazah tetapi mereka terhambat oleh medan dan cuaca.
Pejabat itu mengatakan pesawat itu tidak membawa orang lain selain dua anggota layanan itu. Kepala polisi provinsi Ghazni, Khalid Wardak, mengatakan kepada Reuters bahwa dua mayat diterbangkan oleh pasukan Amerika dari lokasi kecelakaan pada Selasa.
Pesawat jatuh di distrik Deh Yak provinsi Ghazni, Afghanistan 27 Januari 2020. Insiden itu terjadi ketika Taliban dan Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang 18 tahun di Afghanistan.
Trump telah lama menyerukan diakhirinya keterlibatan Amerika di Afghanistan, yang dimulai dengan invasi Amerika yang dipicu oleh serangan 11 September 2001, yang dilancarkan al Qaeda Afghanistan yang saat itu dikuasai Taliban.
Negosiasi antara kedua pihak dimulai tahun lalu di Doha tetapi telah terputus setidaknya dua kali setelah serangan Taliban terhadap personel militer Amerika pada bulan September dan Desember.
Pekan lalu, putaran lain pembicaraan dimulai dengan Perwakilan Khusus Amerika di Afghanistan, Zalmay Khalilzad yang bertemu berulang kali dengan kepala negosiator Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar.
Jet yang jatuh dibangun oleh Bombardier Inc dan digunakan untuk menyediakan kemampuan komunikasi di lokasi terpencil.