SA-15 Gauntlet, Senjata Yang Dituduh Menembak Jatuh Pesawat Sipil Ukraina di Iran

SA-15 Gauntlet, Senjata Yang Dituduh Menembak Jatuh Pesawat Sipil Ukraina di Iran

Muncul dugaan kuat bahwa Boeing 737-800 Ukraina yang jatuh di Iran pada Rabu 8 Januari 2020 karena ditembak rudal Iran. Sistem pertahanan udara Iran, Tor disebut dalam laporan New York Times sebagai senjata yang bertanggungjawab atas kejadian yang menewaskan 176 orang yang ada di dalam pesawat.

Tor adalah sistem rudal pertahanan udara Soviet yang oleh NATO disebut SA-15 Gauntlet. Pengembangan sistem SAM ini dimulai pada tahun 1975  untuk menjadi penerus Osa (SA-8 Gecko). Tujuan utamanya adalah untuk menembak jatuh rudal jelajah yang diluncurkan udara.

Senjata ini mulai masuk ke militer Soviet pada tahun 1986. Setelah runtuhnya Uni Soviet, sistem rudal ini diteruskan ke Rusia dan Ukraina dan kemungkinan ke Belarus. Saat ini Rusia mengoperasikan 172 sistem ini. Senjata juga diekspor ke Siprus, Mesir, Yunani, Venezuela dan Iran.  Teheran sendiri membeli 29 unit senjata tersebut namun tidak jelas sampai sekarang berapa yang masih bisa berfungsi.

Sistem ini dapat menyerang semua jenis target udara modern  termasuk pesawat terbang, helikopter, UAV, berbagai rudal dan amunisi presisi dipandu. Masuk dalam kelas jarak pendek, Tor ditugaskan menghancurkan target yang gagal dihantam oleh sistem pertahanan udara jarak jauh dan menengah.

Kendaraan tempur Tor memiliki radar dan rudal yang didasarkan pada satu kendaraan. Kendaraan TELAR membawa 8 rudal dan meluncurkannya secara vertikal. Cara peluncuran sama yang digunakan pada sistem rudal pertahanan udara jarak jauh S-300 Rusia.  Rudal memiliki jarak tembak maksimum 5-12 km dan ketinggian maksimum 4-6 km, tergantung pada kecepatan target.

Tor generasi awal hanya dapat menyerang satu target pada satu waktu dnegan probabilitas membunuh dengan rudal tunggal adalah 26-75% melawan pesawat, 50-88% melawan helikopter, dan 85-95% melawan drone.  Jumlah ini tergantung pada ketinggian target. Semakin tinggi target, semakin besar peluang untuk terkena.

Radar Tor mendeteksi pesawat pada jarak 25-27 km, helikopter pada jarak 12 km dan drone pada jarak 9-15 km. Jangkauan pelacakan sekitar 20 km.

Tor memiliki waktu reaksi singkat. Hanya perlu 8-12 detik dari deteksi target untuk diluncurkan. Kendaraan TELAR dapat berhenti dan meluncurkan misilnya dalam waktu 3 menit dari perjalanan. Namun Tor tidak dapat meluncurkan rudal saat berjalan dan menembak dari posisi diam atau berhenti.

Kendaraan TELAR memiliki tiga awak, termasuk komandan, operator, dan pengemudi. Semua sistem sangat otomatis.

TELAR Tor didukung oleh kendaraan reload amunisi juga dan beberapa kendaraan kargo lain yang membawa rudal. Butuh 18 menit untuk mengisi rudal di TELAR Tor.

Senjata ini telah memunculkan banyak varian.    Tor M1 adalah versi yang ditingkatkan lebih lanjut dari geenrasi pertama dan lebih efektif terutama dalam probabilitas membunuh. Pengembangannya selesai pada tahun 1989 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Tor M1 telah diekspor ke China (35 unit) di mana ia dikenal sebagai HQ-17.

Rusia menolak untuk ikut memproduksi sistem ini di China hingga  Beijing akhirnya mengembangkan salinan sistem rudal ini dan menghasilkan varian asli.

Kemudian ada varian   Tor M2 yang semakin canggih dan menggunakan delapan rudal 9M331 dan 9M332 yang memiliki jangkauan hingga 7 km dan ketinggian hingga 6 km. Sistem ini juga dapat membawa 16 rudal 9M338 baru dengan jangkauan 16 km dan ketinggian 10 km.

Rusia juga membangun Tor M2E sebagai versi ekspor dari Tor M2 dan beroperasi dengan Azerbaijan dan Belarus.