Putin: Keamanan Global akan Terguncang Jika New START Tidak Diperpanjang
Pesawat era Perang Dingin yang dihancurkan

Putin: Keamanan Global akan Terguncang Jika New START Tidak Diperpanjang

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa keamanan internasional akan rusak jika Strategic Arms Reduction Treaty yang baru atau New START tidak diperpanjang.

Berbicara pada konferensi pers akhir tahun tahunan di Moskow pada Kamis 19 Desember 2019, ia mengatakan bahwa Amerika belum bereaksi terhadap proposal Rusia terkait perjanjian tersebut. Putin menegaskan kembali kesediaan negaranya untuk memperpanjang perjanjian yang berakhir pada Februari 2021.

“Saya sudah mengatakan, saya ingin mengulanginya lagi, sampai akhir tahun kami siap untuk memperpanjang New START ini. Sekarang, jika mereka [Amerika Serikat] mengirimi  kami surat besok atau kami menandatangani dan mengirimkannya ke Washington, biarkan mereka segera membubuhkan tanda tangan, tetapi hanya jika mereka siap,” kata Putin sebagaimana dilaporkan Sputnik.

“Sejauh ini tidak ada jawaban untuk proposal kami dan jika tidak ada New START, tidak akan ada sama sekali di dunia ini yang membatasi perlombaan senjata dan ini menurut saya buruk,” tambahnya.

Awal bulan ini, dia mengkonfirmasi bahwa Rusia siap untuk segera, sesegera mungkin, sebelum akhir tahun ini, tanpa prasyarat apa pun, untuk memperpanjang New START.

Wakil Menteri Pertahanan Amerika untuk Kebijakan John Rood menjelaskan bahwa Washington memiliki cukup waktu untuk menegosiasikan perpanjangan perjanjian New START.

“Itu berakhir  pada bulan Februari 2021, jadi kita masih punya waktu sampai waktu itu dan sesuai dengan ketentuan perjanjian, itu dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama para pihak. Tidak perlu untuk menegosiasikan kembali bagian dari perjanjian itu, ” kata Rood.

New START adalah perjanjian pengendalian senjata terakhir yang tersisa antara Moskow dan Washington setelah runtuhnya Intermediate-Range Nuclear Force (INF).

Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada 2010 tersebut, Amerika dan Rusia sepakat untuk mengurangi jumlah rudal nuklir strategis hingga setengahnya dan membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan menjadi 1.550. Perjanjian ini akan berakhir pada Februari 2021.