Setelah mulai beroperasi pada musim semi 2017, pesawat tempur superioritas udara generasi kelima Chengdu J-20 China menjadi satu-satunya jet tempur siluman aktif yang dikembangkan di luar Amerika Serikat.
Jet tempur ini menjadi simbol utama kemunculan China sebagai produsen terkemuka pesawat militer canggih.
J-20 ini adalah pesawat tempur superioritas udara kelas berat, yang diperkirakan akan menggantikan J-11B yang sampai saat ini masih menjadi andalan armada China.
Pesawat tempur ini juga memberi China satu-satunya analog langsung F-22 Raptor Angkatan Udara Amerika, jet kelas berat yang dirancang untuk peran yang sama.
Meski J-20 telah mengintegrasikan banyak teknologi canggih dari sensor dan persenjataannya ke badan pesawat dengan penampang radar rendah, kelemahan utama dari pesawat tempur baru ini adalah ketergantungannya pada mesin AL-31FM2 Rusia.
Mesin ini pertama kali beroperasi di Angkatan Udara Rusia pada tahun 2014, dan dikembangkan untuk bomber tempur Su-34. Mesin-mesin itu terkait erat dengan AL-41F-1S yang dikembangkan untuk pesawat tempur Rusia Su-35, yang juga dioperasikan oleh China, tetapi sedikit lebih kuat.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan mesin dalam negeri yang cocok untuk J-20 – dengan dua desain terpisah yang ditujukan untuk integrasi ke dalam pesawat. Dua mesin tersebut adalah WS-10 dan WS-15.
WS-10 dikembangkan untuk memberi daya dorong pada pesawat generasi keempat dalam armada China, mulai dari pesawat tempur mesin tunggal J-10B hingga J-15 dua mesin, jet tempur berbasis kapal induk yang meniru desain Su-33.
Varian WS-10B merupakan peningkatan pada desain WS-10 dan sepanjang 2019 tampaknya telah diintegrasikan ke semakin banyak jet tempur J-20. Mesin ini memiliki kemampuan yang sangat mirip dengan AL-31FM2 Rusia, dan diharapkan untuk menggantikan platform Rusia dalam layanan di beberapa skuadron J-20.
Varian kedua WS-10 yakni WS-10G, juga dilaporkan telah dikembangkan dengan kemampuan thrust vectoring dan sekitar 9% kekuatan lebih kuat. Mesin ini diklaim tangguh dan mewakili langkah maju yang besar bagi penerbangan militer China yang tadinya tertinggal menjadi beada di liga tertinggi bersama Rusia dan Amerika Serikat.
Bersamaan dengan varian WS-10, mesin yang lebih mampu saat ini sedang dikembangkan di bawah program WS-15.
Mesin baru ini akan jauh melampaui kemampuan desain China dan Rusia yang ada, dan bahkan sejumlah laporan mengklaim lebih kuat dan lebih efisien daripada F119 dan F135 yang memberi daya masing-masing pada F-22 dan F-35.
Mesin tersebut telah memasuki tahap pengujian lanjutan, tetapi dilaporkan tidak memiliki keandalan yang dibutuhkan untuk penyebaran garis depan hingga masih terus dikembangkan. Integrasi ke pesawat tempur J-20 diperkirakan akan terjadi pada tahun 2020, dan pesawat tempur akan menerima peningkatan kemampuan yang signifikan. Muncul spekulasi pesawat yang menggunakan WS-15 akan ditunjuk sebagai J-20A.
Pengembangan WS-15 datang setelah teknologi baru juga terus terus diteliti dan dikembangkan untuk J-20, beberapa di antaranya sudah mulai diintegrasikan, termasuk distributed aperture systems, rudal udara hipersonik ke udara dan tautan data baru yang lebih aman.