Tes yang dilaporkan datang beberapa hari setelah pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS mendesak Turki untuk berhenti menggunakan sistem rudal S-400 sehingga Ankara dapat kembali ke program tempur siluman F-35.
Turki telah mulai menguji sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia. Pengujian dilakukan beberapa hari setelah pejabat tinggi Departemen Luar Negeri Amerika kembali mendesak Turki untuk berhenti menggunakan senjata tersebut.
Harian Milliyet mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya melaporkan bahwa Gubernur Ankara telah mengumumkan bahwa militer akan menerbangkan jet tempurnya di dekat ibukota Turki untuk menguji sistem radar S-400 dalam beberapa hari mendatang.
“Dalam lingkup beberapa proyek yang dilakukan berkoordinasi dengan Presidensi Industri Pertahanan, pesawat F-16 dan pesawat lain milik Angkatan Udara Turki yang akan melakukan penerbangan uji ketinggian rendah dan tinggi pada hari Senin dan Selasa di langit Ankara, ” kata gubernur.
Kabar ini muncul setelah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika meminta Turki untuk berhenti menggunakan S-400, dengan mengatakan bahwa ada ruang bagi Turki untuk kembali ke program pesawat tempur siluman F-35.
“Mereka tahu bahwa untuk membuat ini [kembali ke F-35] mereka perlu menghancurkan atau mengembalikan atau entah bagaimana menyingkirkan S-400,” kata pejabat itu kepada wartawan di briefing pekan lalu.
Sementara Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar yang menyatakan bahwa negaranya akan mengaktifkan dan memanfaatkan pertahanan udara S-400.
“S-400 akan berfungsi. Saat ini, personel militer Turki sedang menjalani pelatihan tentang penggunaan S-400. Setelah ini diselesaikan, [penggunaan S-400] yang direncanakan akan dimulai. Jangan ragu,” tandasnya.
Awal tahun ini, Washington mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan partisipasi Turki dalam program F-35 atas pembelian S-400 dan menambahkan bahwa negara itu akan dihapus sepenuhnya dari proyek tersebut pada akhir Maret 2020. Turki sejauh ini telah memesan lebih dari 100 jet tempur F-35.
Amerika mengklaim bahwa sistem S-400 tidak kompatibel dengan senjata pertahanan udara NATO dan dapat membahayakan operasi jet tempur F-35. Washington telah berulang kali mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara atas pembelian senjata tersebut.
Meskipun ada tekanan Amerika, Turki menolak untuk membatalkan kontraknya dengan Rusia, dengan mengatakan bahwa kesepakatan yang dilakukan vital bagi pertahanan nasionalnya. Ankara juga menekankan bahwa S-400 tidak terkait dengan keamanan NATO, Amerika, ataupun F-35.