Sejumlah kabar baru-baru ini mengenai rudal jelajah hipersonik Zicron Rusia, termasuk klarifikasi mengenai jadwal untuk masuk ke garis depan Angkatan Laut Rusia, telah memiliki implikasi yang cukup besar untuk keseimbangan kekuatan di wilayah Asia-Pasifik pada khususnya.
Zicron adalah yang paling ringan dan paling taktis dari enam sistem senjata hipersonik utama yang diluncurkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Maret 2018. Putin secara pribadi menguraikan kemampuan rudal ini pada awal 2019.
Zicron dirancang untuk menetralkan kapal perang musuh pada jarak yang ekstrem, dan dibangun di atas kemampuan yang sudah tangguh dari Kalib 3M54 yang saat ini menjadi rudal jelajah anti-kapal paling mampu yang digunakan oleh kapal perang Rusia.
Kalibr memiliki jangkauan 660km atau lebih dari dua kali lipat dari rudal subsonik Harpoon Amerika, dan untuk kecepatan tumbukannya sekitar 3 Mach. Sedangkan Zicron akan memiliki jangkauan lebih dari 1000 km dan kecepatan tumbukan antara 8 Mach dan 9 Mach. Ini cukup untuk merobek setengah dari kapal perang besar menjadi dua dan melumpuhkan kapal induk dengan satu tembakan yang menyasar daerah yang tepat.
Hulu ledak Zicron yang sangat bermanuver dan canggih penanggulangan perang elektronik akan membuat rudal secara teori sangat sulit untuk dicegat bahkan sistem pertahanan rudal paling modern yang ada di dunia saat ini. Bahkan dengan kecepatan 3 Mach, Kalibr akan menjadi tantangan serius bagi sistem pertahanan Aegis yang dikerahkan oleh kapal Amerika dan sekutunya.
Rudal Rusia yang baru akan kompatibel dengan sistem peluncuran vertikal yang juga digunakan rudal Kalibr dan P-800 Rusia. Hal ini secara efektif memungkinkan semua kapal perang Angkatan Laut Rusia untuk mengintegrasikan rudal tersebut. Perkiraan harga mahal rudal, bahkan lebih mahal daripada Kalibr yang sudah mahal, berarti penyebaran pada awalnya setidaknya akan relatif terbatas.
Dengan Presiden Putin pada awal November mengkonfirmasikan bahwa Zicron akan dikerahkan pada akhir 2019, dan akan hadir di korvet Kelas Gremyashchiy pertama Angkatan Laut Rusia, maka akan memunculkan ancaman kepada musuh potensial Rusia.
Teater Pasifik khususnya dipandang sebagai wilayah di mana penyebaran Zicron mungkin memiliki dampak yang sangat kuat setelah laporan bahwa perusak Rusia pertama yang dilengkapi dengan rudal, Marshal Shaposhnikov, akan dikerahkan di bawah armada Pasifik negara itu.
Pasifik telah menjadi teater kompetisi militer terutama sejak inisiatif Pivot to Asia dari pemerintahan Barak Obama, dan mungkin yang paling penting adalah laut yang jauh lebih luas dan lebih besar dibandingkan Baltik maupun Laut Hitam, menjadikan teater ini kemungkinan akan diprioritaskan untuk penyebaran Zicron.
Berita tentang penyebaran platform ke armada Pasifik bertepatan dengan laporan rencana untuk upgrade mahal fasilitas kapal selam Angkatan Laut Rusia di wilayah tersebut, dan dapat menandakan bagian dari upaya Rusia yang lebih luas untuk berperan sebagai kekuatan angkatan laut utama Pasifik. Kemungkinan ini sebelumnya disorot ketika Rusia mulai mengerahkan rudal hipersonik yang ditembakkan dari udara Kh-47M2. Senjaa yang disebut sebagia ‘pembunuh kapal induk’ itu mulai dikerahkan pertengahan 2018.

Dengan membawa Zircon Rusia memiliki potensi untuk memperoleh keunggulan untuk mendapatkan beberapa pengaruh besar di Asia Timur Laut – dan berpotensi bekerja lebih dekat bersama militer China ke arah tatanan regional alternatif dari dominasi maritim Barat.
Fakta bahwa kedua belah pihak telah memulai patroli udara bersama di wilayah tersebut hanyalah satu indikator utama dari kerja sama tersebut, dan penyebaran teknologi rudal hipersonik baru Rusia dapat berfungsi sebagai pengganda kekuatan yang efektif sehingga sangat penting untuk masa depan tatanan regional.
Namun mungkin yang paling signifikan, kemungkinan proliferasi Zicron baik melalui penjualan langsung atau melalui transfer teknologinya ke China yang tetap merupakan kemungkinan nyata. Analis Barat berulang kali mempertanyakan bagaimana Rusia terus membeli program senjata ambisius tersebut meskipun ada kontraksi besar dalam anggaran pertahanannya dari 2018. Para ahli memperkirakan China kemungkinan menyediakan dana penelitian dan pengembangan dengan imbalan akses yang lebih besar ke teknologi yang dikembangkan.
Mengingat bahwa Rusia telah menyediakan kepada China beberapa perangkat keras militernya yang paling sensitif, seperti rudal hipersonik 40N6E untuk sistem S-400 dan mempertimbangkan kedekatan hubungan pertahanan antara kedua negara, transfer teknologi Zicron ke China tetap sangat memungkinkan.
Armada kapal selam Kelas Advanced Kilo buatan Rusia yang dimiliki China dapat mengerahkan rudal langsung menggantikan rudal Kalibr yang saat ini digunakan, tetapi minat China kemungkinan besar terletak pada perolehan teknologi untuk membangun rudal jelajah sendiri- kemungkinan YJ-XX yang saat ini sedang dikembangkan.
Sebuah rudal buatan sendiri dengan kemampuan mirip Zicron akan memberikan kapal perusak baru China seperti Type 052D dan Type 055 akan memiliki keunggulan besar atas saingan Barat dan Jepang.