Ketika Amerika berhasil menciptakan rudal udara ke udara AIM-9B Sidewinder yang sangat berbahaya, Uni Soviet kemudian melahirkan R-3S yang oleh NATO disebut sebagai AA-2 Atoll. Sebenarnya R-3S adalah salinan dari rudal Amerika yang berhasil dicuri dengan gaya nekad oleh KGB.
Ceritanya dimulai pada musim panas tahun 1958 ketika Republik Rakyat China bersiap untuk menyerang Republik China alias Taiwan yang didukung Amerika.
Dalam operasi yang terkait, Angkatan Udara Pembebasan Rakyat menerima perintah untuk menetapkan superioritas udara di beberapa pulau yang dekat dengan daratan China yang masih dipegang oleh Nasionalis Taiwan, khususnya Quemoy dan Matsu.
Ketika Tentara Pembebasan Rakyat mulai menembaki Quemoy dan Matsu, pada bulan Agustus 1958, Amerika Serikat membantu melengkapi beberapa skuadron Angkatan Udara Taiwan dengan jet tempur F-86F Sabre. Ketika pesawat China terbang, Taiwan mengirimkan pesawat ini hingga bentrok sengit tak bisa dihindari.
Meski kalah jumlah, pilot Taiwan berhasil mencapai rasio membunuh yang positif. Namun, mereka tidak menemukan solusi untuk mencapai MiG-15 China saat pesawat itu terbang pada ketinggian maksimum yang beberapa ribu kaki lebih tinggi dibandingkan kemampuan Sabre.
Sejalan dengan itu, Pentagon memutuskan untuk melengkapi beberapa F-86 Taiwan dengan senjata barunya dan masih super rahasia yakni rudal udara ke udara dipandu inframerah yang dikenal sebagai AIM-9B Sidewinder.
Amerika mengirimkan 40 Sidewinder dan 40 rel peluncuran langsung dari persediaan Korps Marinir Amerika dan mengirimnya ke ke pangkalan udara Hsinchu di Taiwan bersama lima teknisi berpengalaman.
Sesampai di sana, tim memasangi 20 Sabre Taiwan dengan rel peluncur yang mereka bawa dan setidaknya empat Sabre bersenjata bersenjata Sabre segera melihat pertempuran.
Pada 24 September 1958, 48 pesawat F-86F Taiwan bentrok dengan hingga 126 MiG-15 dan MiG-17 di atas Shantou. Sidewinder memiliki rentang 3.000 meter yang saat itu sudah luar biasa. Rudal bisa ditembakkan dari posisi di bawah MiG. Hasilnya mengejutkan. Taiwan mengklaim total sembilan membunuh yang dikonfirmasi dan dua kemungkinan membunuh tanpa satupun pesawat mereka hilang. Dari jumlah pesawat China yang ditembak jatuh enam di antaranya oleh Sidewinders.
Salah satu dari MiG-17 yang dihatam Sidewinders bisa selamat dan kembali ke basisnya dengan rudal yang masih tertanam di badan pesawatnya. Orang China dengan hati-hati membongkar senjata yang gagal meledak tersebut dan dengan cepat meneruskannya ke Uni Soviet untuk dianalisis lebih lanjut.
Begitu berada di Uni Soviet, Sidewinder yang ditangkap ditunjukkan ke tim perancang pemerintah yang dipimpin oleh Ivan Toropov. Para ahli terkesan dengan kesederhanaan dan keefektifan senjata buatan Amerika hingga Soviet memutuskan untuk merekayasa ulang dan meluncurkan produksi rudal tiruan ini pada tahun 1960.
Kurang dari 10 tahun kemudian, R-3S beroperasi dengan sekitar 20 angkatan udara di seluruh dunia. Namun, perang udara di Timur Tengah dan di Asia Tenggara membuktikan bahwa senjatanya banyak menghadapi masalah. Namun Soviet segera sangat senang karena menerima varian AIM-9 berikutnya, dan kali ini dikirim via pos langsung ke Moskow.