Angkatan Laut tahun fiskal ini akan mulai melihat teknologi baru apa yang perlu dikembangkan untuk mempertahankan dan memodernisasi senjata nuklirnya sehingga mereka dapat beroperasi di kapal selam rudal balistik kelas-Columbia hingga tahun 2080-an.
Setelah rudal Trident D5 menjalani upaya perpanjangan hidup pertama atau original life extension effort (D5 LE), US Navy menentukan bahwa rudal yang diluncurkan dari kapal selam tersebut akan menjalani upaya D5 LE2 yang akan memasukkan teknologi baru jika memungkinkan serta menemukan cara baru untuk mengganti bagian lama yang tidak lagi dapat diproduksi, dan menjaga agar misil dapat diandalkan sebagai pencegah strategis selama lebih dari enam dekade.
“Kami mulai tahun ini – untuk pertama kalinya dalam anggaran kami, dan inti sebenarnya adalah melihat semua teknologi baru yang perlu kita pikirkan tentang bagaimana kita akan mengambil apa yang kita miliki hari ini, bagaimana kita akan memodernkannya dan bagaimana kita akan membuatnya bertahan seumur hidup Columbia, yang kita semua tahu akan sampai 2084, ” kata Direktur Strategic Systems Program (SSP) US Navy Vice Admiral Johnny Wolfe sebagaimana dikutip USNI News.
Wolfe mengatakan upaya perpanjangan hidup pertama telah berjalan dengan baik, dengan lima uji terbang pada tahun lalu menunjukkan rudal masih dapat menerbangkan lintasan yang seharusnya. Bahkan, tiga motor yang terlibat dalam tes yang berusia sekitar tiga dekade dilakukan seperti baru selama tes, katanya.
Namun, upaya perpanjangan kehidupan pertama ini tidak akan mampu membuat rudal bertahan sampai akhir kehidupan SSBN Columbia.
Sebagai contoh, kata Wolfe, Angkatan Laut Amerika memutuskan sekitar enam tahun lalu untuk mengakhiri produksi post-boost control system, dan bahan-bahan unik digunakan dalam sistem itu. Dengan hilangnya basis industri, Angkatan Laut perlu mengembangkan sistem post-boost control baru dengan bahan baru, berdasarkan apa yang dapat diberikan industri saat ini.
“Cara kita melakukannya saat itu tidak akan bisa dilakukan dengan tepat di masa depan,” katanya, dan SSP perlu membangun jalur pembelajaran untuk industri saat mereka menyusun kembali kemampuan ini.
“Dengan upaya perpanjangan kehidupan kedua ini rencananya adalah, jika Anda melihat beberapa teknologi penting yang kita miliki hari ini, saya hanya akan berbicara tentang motor roket: Saya akan memberitahu Anda, kami adalah satu-satunya negara saat ini yang menggunakan propelan 1.1 dan kami harus melakukannya karena kendala volume yang kami punya. Tidak perlu mengubah itu, dan ketika kita berbicara tentang bagaimana kita akan melakukan ini, kita akan terus memproduksi motor-motor roket karena, terus terang, jika Anda melihat dari perspektif keandalan, itu adalah kontributor terbesar dan Saya akan memberitahu Anda tidak ada yang lebih baik dari apa yang kita miliki di pasukan kapal selam hari ini dengan motor-motor itu. Jadi kita tidak akan mengubahnya. Kami akan melanjutkan itu,” katanya.
