Angkatan Laut Jepang Mendapatkan Keunggulan Taktis dengan Kapal Selam Baru
Kapal selam Toryu

Angkatan Laut Jepang Mendapatkan Keunggulan Taktis dengan Kapal Selam Baru

Pada 6 November, Jepang meluncurkan kapal selam terbarunya, Toryu. Ini adalah kapal selam kedua yang dilengkapi dengan baterai lithium-ion dan Jepang merupakan negara pertama yang menerapkan teknologi pengubah permainan ini di kapal selam.

Kita sudah akrab dengan baterai lithium-ion di ponsel cerdas, laptop, dan barang lainnya. Mereka memiliki kepadatan daya yang lebih tinggi daripada baterai tradisional, dan mereka dapat dibuat lebih kecil. Namun komunitas kapal selam lambat untuk mengadopsi teknologi ini.

Ada alasan kenapa keterlambatan ini terjadi. Seperti kita ketahui baterai lithium-ion cenderung mudah terbakar. Kebakaran baterai di atas kapal selam dapat dengan cepat berubah menjadi mematikan. Baru-baru ini 14 kru kapal selam elite Rusia kehilangan nyawa karena kebakaran di kompartemen baterai kapal selam mereka.  Padahal kapal selam ini menggunakna baterai asam timbale yang lebih aman. Jepang pasti telah menemukan cara untuk membuat baterai lithium-ion cukup aman untuk dibawa ke laut.

10 kapal kelas Soryu pertama menggunakan baterai asam seperti hampir setiap kapal selam lainnya di dunia. Bahkan kapal selam nuklir memiliki cadangan baterai timbal-asam sebagai cadangan.

Tetapi kapal selam Jepang juga memiliki sistem Air-Independent Power (AIP) dengan menggunakan mesin diesel siklus-tertutup ‘Stirling’ untuk menghasilkan listrik guna memutar baling-baling saat kapal selam tenggelam. Ini berarti bahwa kapal selam dapat berpatroli lebih lama tanpa muncul ke permukaan, sehingga menjaga sigat siluman mereka. AIP sendiri dipandang sebagai teknologi terdepan sehingga dikatakan bahwa Jepang telah melangkah lebih jauh lagi dengan baterai lithium-ion.

Korea Selatan juga berencana untuk mengadopsi baterai lithium-ion untuk kapal selam masa depan mereka yakni . Kapal kelas Jangbogo-III terbaru mereka sudah termasuk di antara kapal selam non-nuklir paling baik di dunia.

Sebagaimana ditulis pakar kapal selam dan perang bawah laut H I Sutton di Forbes 13 November 2019, kapal selam Jepang generasi berikutnya ‘29SS ‘dapat meninggalkan AIP sama sekali dan bergantung pada baterai lithium-ion. Keuntungan dari baterai lithium-ion murni dibandingkan AIP adalah kekuatan: sejauh ini AIP tidak pernah menyediakan daya yang cukup untuk mendorong kapal selam dengan kecepatan penuh di bawah air.

Untuk kapal selam ini tetap menggunakan baterai mereka. Dan AIP tidak cukup kuat untuk mengisi ulang baterai sehingga generator diesel kuno masih diperlukan untuk itu. Selain itu sistem AIP membutuhkan zat berbahaya untuk dijalankan, biasanya oksigen cair dan hidrogen.

Jadi meski AIP meningkatkan karakter senyap kapal selam, tetapi dengan konsekuensi ukuran, kompleksitas dan pemeliharaan. Kapal selam AIP masih membutuhkan generator diesel dan masih membutuhkan banyak baterai. Sementara baterai lithium-ion menjanjikan untuk mengubah persamaan ini. Memiliki baterai yang bisa membuka jalan menghilangkan kebutuhan  AIP, sehingga membuat kapal selam lebih kecil dan lebih mudah dirawat.