Sekitar 900 personel militer Amerika Serikat kemungkinan akan tetap berada di Suriah setelah pasukan ditarik dari negara itu dan disusul dengan penempatan baru.
The New York Times mengutip sejumlah sumber melaporkan pada minggu ini, setidaknya 500 dari 1.000 personel militer yang ditempatkan di Suriah telah pergi, dan penarikan akan berlanjut sampai sekitar 250 tentara tersisa. Sebagian besar dari mereka dikerahkan ke provinsi Deir ez-Zor Suriah.
Selain itu, pasukan mekanik diharapkan segera bergabung dengan kelompok awal, sehingga jumlah total pasukan yang menjaga ladang minyak menjadi sekitar 500 orang.
Media itu kemudian menggabungkan angka ini dengan pasukan Amerika yang ditempatkan di zona yang dikontrol Amerika di sekitar pangkalan militernya yang tidak resmi di dekat At Tanf hingga total prajurit yang ditempatkan bisa mencapai sekitar 900. Jumlah ini dapat dengan mudah meningkat jika ISIS kembali bangkit lagi.
Sebelumnya pada Oktober, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa pasukan Amerika sudah mulai menarik diri dari Suriah utara. Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper kemudian mencatat bahwa Washington berencana untuk menarik 1.000 tentara lagi dari negara Timur Tengah.
Pada 9 Oktober, Turki meluncurkan Operasi Peace Spring di timur laut Suriah untuk membersihkan area unit Kurdi dan ISIS. Amerika Serikat dan Turki mencapai kesepakatan pada 17 Oktober untuk gencatan senjata 120 jam di daerah itu untuk memungkinkan penarikan para pejuang Kurdi.
Ketika gencatan senjata lima hari berakhir, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin mencapai kesepakatan untuk memfasilitasi penarikan pasukan Kurdi dan senjata mereka dari zona aman 18 mil dalam waktu 150 jam dan membangun patroli bersama di zona operasi di sepanjang perbatasan Turki.