Amerika Akui Pasukannya Kembali Masuk Suriah
Pasukan Amerika kembali masuk Suriah/Twitter

Amerika Akui Pasukannya Kembali Masuk Suriah

Amerika mengakui pasukannya yang sudah ditarik ke Irak kini telah masuk kembali ke wilayah Suriah dengan dalih untuk menjaga kilang minyak agar tidak direbut ISIS. Sebelumnya Rusia secara terbuka menuduh Amerika telah menyelundupkan minyak dari negara tersebut dan meraup keuntungan besar.

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat kepada NBC News Ahad 27 Oktober 2019 mengatakan pasukan Amerika menyeberang ke Suriah mengambil rute ke ladang minyak di provinsi Deir ez-Zor. “Kami tidak akan membahas perincian atau jadwal waktu pasukan itu untuk alasan keamanan,” kata pejabat yang minta tidak disebut namanya itu.

Sebelumnya, CNN melaporkan bahwa penyeberangan pasukan telah terjadi, mengutip seorang pejabat Pemerintah Daerah Kurdi dan pejuang Syrian Democratic Force (SDF).

Konvoi itu terdiri dari sekitar 18 kendaraan, dan didukung oleh sepasang helikopter serang Angkatan Darat Amerika, Mereka meluncur melewati kota Qamishli, tempat polisi militer Suriah dan Rusia telah hadir dalam beberapa hari terakhir, dalam perjalanan ke tujuan mereka.

Beberapa video dan gambar, termasuk oleh Associated Press dan PressTV Iran, menunjukkan pasukan bergerak melalui Suriah timur laut.

Pada hari Jumat, Menteri Pertahanan Amerika mengumumkan bahwa pihkanya akan terus mempertahankan kehadiran di Suriah, termasuk kontrol ladang minyak agar tidak jatuh ke ISIS. Pengumuman Pentagon adalah pembalikan dari janji yang dibuat pekan lalu untuk menarik seluruh pasukannya yang berjumlah 1.000 personel di Suriah utara setelah Turki melancarkan operasi militer di daerah itu.

Pada hari Sabtu, Kementerian Pertahanan Rusia merilis intelijen satelit yang menunjukkan bahwa prajurit Amerika dan kontraktor keamanan swasta telah terlibat dalam ekspor ilegal minyak Suriah dari wilayah yang dikuasai Kurdi.

Pasukan Amerika di dekat kilang minyak Suriah

Dalam sebuah presentasi, Mayor Jenderal Igor Konashenkov menggambarkan tindakan Amerika sebagai “banditisme negara internasional,” dan mengatakan bahwa minyak Suriah adalah milik Republik Arab, bukan milik ISIS atau ” Amerika pelindung ISIS”.

Menurut Konashenkov Pentagon dan CIA menghasilkan lebih dari US$ 30 juta per bulan dari kegiatan tersebut hingga wajar jika akan menjaga sumur minyak Suriah tanpa batas waktu.”