Satu kolom pasukan Amerika dilaporkan telah bergerak kembali dari Irak menuju Provinsi al-Hasakah Suriah pada Sabtu 26 Oktober 2019.
Sejumlah outlet berita menyebut pasukan pendudukan Amerika memasuki provinsi di timur laut Irak tersebut melalui perbatasan al-Walid illegal. Konvoi yang mencakup puluhan tentara dan perangkat keras militer tersebut dilindungi oleh helikopter tempur Amerika.
Laporan ini muncul sehari setelah Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper mengatakan bahwa berkurangnya kehadiran Amerika di Suriah memunculkan kekhawatiran ISIS bisa menguasai ladang minyak di Suriah.
Hampir dua minggu lalu, Esper berjanji bahwa Amerika akan menarik semua pasukannya yang berjumlah sekitar 1.000 tentara dari Suriah timur laut. Keputusan ini diambil setelah Turki melancarkan operasi militernya di daerah itu untuk mengusir milisi Kurdi dan sisa-sisa kekuatan ISIS dari perbatasan.
Bandit Internasional
Mengomentari pernyataan Esper bahwa beberapa pasukan Amerika akan tetap di Suriah timur laut, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa pernyataan itu tidak mengejutkan.
“Apa yang Washington lakukan sekarang – merebut dan menduduki ladang minyak di Suriah Timur, secara sederhana di bawah kendali bersenjata, adalah banditisme negara internasional,” tegasnya sebagaimana dilaporkan Sputnik.
Dia menambahkan bahwa cadangan minyak Suriah dan sumber daya mineral lainnya hanya dimiliki oleh Suriah, bukan untuk ISIS atau ” Amerika yang jadi pelindung teroris ISIS”.
Dia juga mengatakan bahwa “baik hukum internasional, maupun undang-undang Amerika sendiri tidak dapat membenarkan tujuan pasukan Amerika untuk menjaga cadangan hidrokarbon Suriah dibandingkan Suriah dan rakyatnya sendiri.”
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyarankan bahwa sinyal baru yang telah dikirim Amerika mengenai Suriah dapat mengindikasikan keinginan Washington untuk mempertahankan kondisi yang memungkinkan berlanjutnya tekanan pada Damaskus.
“Kami sangat khawatir bahwa sinyal dari Gedung Putih mungkin mencerminkan sikap yang sama: untuk melestarikan kondisi untuk melanjutkan tekanan multi-komponen pada otoritas yang sah di Damaskus”, katanya.