Rinciannya masih terbatas, tetapi sebuah laporan muncul bahwa pasukan operasi khusus Amerika Serikat yang bekerja dengan Syrian Democratic Force (SDF) yang didominasi Kurdi, telah diserang oleh militer Turki di Suriah timur laut.
Turki meluncurkan operasi besar ke daerah itu, menargetkan pasukan yang didukung Amerika tersebut mulai 9 Oktober 2019 lalu. Laporan juga muncul tak lama setelah Kepala Staf Gabungan Amerika Jenderal Mark Milley mengatakan kepada wartawan bahwa pihak berwenang di Turki tahu di mana personel Amerika berada untuk menghindari kesalahan serangan.
Newsweek mengutip pejabat Pentagon dan Kurdi Irak pertama kali melaporkan bahwa pasukan Amerika telah terperangkap dalam pertempuran pada 11 Oktober 2019. Pasukan khusus Amerika dilaporkan menduduki posisi di Bukit Mashtenour di kota Kobane, Suriah, yang berada tepat di sisi lain perbatasan dengan Turki, ketika pasukan Turki mulai menembaki daerah itu dengan artileri. Tidak membalas tembakan, Pasukan Khusus Amerika memilih mundur begitu serangan berhenti.
Kementerian Pertahanan Turki mengeluarkan pernyataan menanggapi laporan Newsweek dengan membantah militernya telah menargetkan pasukan Amerika. Kementerian menegaskan bahwa pos-pos perbatasan Turki di selatan Suruc diserang dengan mortir dari bukit-bukit terletak sekitar 1.000 meter barat daya pos pengamatan Amerika.
“Untuk membela diri, tembakan balasan dilakukan ke posisi teroris yang melakukan serangan itu. Turki tidak menembaki pos pengamatan Amerika dengan cara apa pun,” kata pernyataan itu.
“Semua tindakan pencegahan dilakukan sebelum melepaskan tembakan untuk mencegah kerusakan pada pangkalan Amerika. Sebagai tindakan pencegahan, kami menghentikan tembakan setelah menerima informasi dari Amerika. Kami dengan tegas menolak klaim bahwa Amerika atau pasukan Koalisi dijadikan sasaran tembak.”
Namun Pentagon kemudian menguatkan laporan Newsweek. Juru bicara Pentagon Kapten Brook DeWalt mengatakan pasukan Amerika di sekitar Kobane diserang tembakan artileri dari posisi-posisi Turki pada sekitar pukul 9 malam setempat pada 11 Oktober.
“Ledakan itu terjadi dalam beberapa ratus meter dari lokasi di luar zona Mekanisme Keamanan dan di daerah yang diketahui oleh Turki memiliki pasukan Amerika,” katanya. Ditambahkan tidak ada personel Amerika yang cedera.
Turkish Defense Ministry says, the YPG/PKK post 1000 m south of the US posts targeted Turkish posts in Suruç and in response Turkey fired back at the militant group post. And took precautions to avoid US post. After the US call artillery fire ceased. Here is the approximate map pic.twitter.com/JB8KnrgGFD
— Kasım İleri (@kasimileri_) October 11, 2019
Pejuang ISIS terutama mengepung Kobani pada tahun 2014. Pasukan lokal dengan bantuan signifikan dari Amerika dan pesawat koalisi yang dipimpin Amerika mampu membebaskan kota pada tahun berikutnya
“Militer Turki sepenuhnya sadar – sampai ke detail koordinat grid eksplisit – tentang lokasi pasukan Amerika,” kata Milley pada konferensi pers sebelumnya pada 11 Oktober 2019.
Ada laporan yang saling bertentangan tentang berapa banyak personel Amerika yang mungkin berada di jalur Operasi Peace Spring yang digelar Turki dan berapa banyak yang mungkin telah dipindahkan ke area yang lebih aman untuk menghindari terperangkap dalam baku tembak.
Berdiri di samping Jenderal Milley pada konferensi pers, Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan bahwa kurang dari 50 pasukan operasi khusus telah ditarik dari “dua pos kecil” di dekat perbatasan Suriah-Turki.
Pejabat Amerika sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa dari 15 hingga 100 personel telah pindah ke lokasi lain yang jauh dari pertempuran.