Iran Menduga Tanker Minyaknya Dihantam Rudal di Lepas Pantai Saudi
Tanker Sabiti

Iran Menduga Tanker Minyaknya Dihantam Rudal di Lepas Pantai Saudi

Iran menduga kapal tanker minyak milik milik negara tersebut yang meledak dan terbakar di lepas pantai Arab Saudi ditabrak sesuatu yang mungkin adalah rudal. Sebuah tuduhan yang jika benar akan memicu ketegangan di wilayah yang dilanda serangan tanker dan situs minyak sejak Mei.

Tanker Sabiti (sebelumnya ditulis Sinopa ) dilaporkan meledak sekitar 96 km dari pelabuhan Saudi di Jeddah. Media mengutip Perusahaan Tanker Nasional Iran (NITC) melaporkan kapal itu rusak tetapi tetap bisa berlayar dan sekarang menuju ke Teluk. Perusahaan itu juga membantah laporan bahwa kapal itu terbakar.

Insiden yang belum dikonfirmasi secara independen tersebut adalah kejadian terbaru yang melibatkan kapal tanker minyak di wilayah Laut Merah dan Teluk, dan kemungkinan akan meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Riyadh.

Laporan-laporan tentang insiden itu, yang sejauh ini hanya datang dari sumber-sumber Iran, kerap memunculkan pendapat berbeda. Televisi pemerintah, mengutip perusahaan minyak nasional, mengatakan kapal mereka terkena rudal sambil menyangkal laporan bahwa mereka datang dari Arab Saudi.

sebagaimana dilaporkan Reuters, NITC mengatakan dalam pernyataan di situs webnya bahwa “ledakan itu mungkin disebabkan oleh serangan rudal” dan sedang menyelidiki sumbernya, menambahkan dua tangki  rusak tetapi kru aman.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kapal itu meledak dua kali, tanpa mengatakan apa yang menabraknya. Televisi pemerintah menyiarkan gambar-gambar dari dek Sabiti yang mengatakan gambar diambil setelah serangan tetapi tidak menunjukkan kerusakan yang terlihat. Lambung kapal juga tidak terlihat.

Laut Merah adalah rute pengiriman global utama untuk minyak dan perdagangan lainnya, yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Mediterania melalui Terusan Suez. Harga minyak mentah melonjak karena berita dan sumber industri mengatakan insiden ini bisa menaikkan biaya pengiriman yang sudah tinggi.

Tidak ada klaim tanggung jawab atas insiden yang dilaporkan pada hari Jumat 11 Oktober  yang mengikuti serangan terhadap tanker di Teluk pada bulan Mei dan Juni, serta serangan ke situs minyak Saudi pada bulan September. Amerika Serikat telah menyalahkan Iran atas insiden tersebut. Teheran telah membantah memiliki peran dalam setiap serangan sejak Mei.

Arab Saudi tidak berkomentar terkait insiden tersebut. Armada Kelima Angkatan Laut Amerika, yang beroperasi di kawasan itu, mengatakan mengetahui laporan tersebut tetapi tidak memiliki informasi lebih lanjut.

Informasi pelacakan kapal Refinitiv menunjukkan Sabiti, sebuah kapal tanker kelas Suezmax, berada di Laut Merah dan menuju ke selatan di bawah kekuatannya sendiri, menuju Larak, di lepas pantai Teluk selatan Iran.

Data menempatkan draf kapal, atau seberapa dalam ia duduk di air, sebesar 53%, menunjukkan bahwa kapal tidak membawa muatan penuh.

Automatic Identification System (AIS) yang memberikan posisi kapal, tampaknya telah dimatikan selama dua bulan terakhir sampai transmisi dinyalakan pada 11 Oktober, tak lama setelah kejadian. Data Refinitiv menunjukkannya di lepas pantai Teluk Iran pada pertengahan Agustus setelah melewati Terusan Suez pada akhir Juli dan awal Agustus.

Media Iran pada awalnya mengidentifikasi kapal itu sebagai kapal tanker Suezmax Iran lainnya, Sinopa, yang menurut data pelacakan ada di dekat Laut Merah.

Rusia mengatakan terlalu dini untuk menyalahkan kapal tanker itu. China, pembeli utama minyak Iran, mengatakan pihaknya berharap semua pihak  bekerja untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.

Kantor berita Iran ISNA sebelumnya mengutip sebuah sumber mengatakan bahwa kapal tanker Iran itu dilanda serangan “teroris”.