Pekan lalu, para pejabat Iran melaporkan bahwa rencana gabungan Israel-Arab untuk membunuh Komandan Pasukan Revolusi Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani berhasil digagalkan. Komplotan pembunuh merencanakan untuk menanam hingga 500 kg bahan peledak di bawah aula di mana Soleimani berencana untuk berbicara.
Direktur badan intelijen Israel Mossad Yossi Cohen menanggapi sinis tuduhan itu dengan mengatakan jika mau, tidak sulit bagi mereka untuk membunuh komandan senior Iran tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Mishpacha Israel Kamis 10 Oktober 2019, Cohen mengatakan bahwa komandan pasukan Quds tersebut “tahu bahwa membunuhnya bukanlah hal yang mustahil dan Soleimani belum membuat kesalahan dengan memasukkannya ke dalam daftar likuidator Mossad.”
Pada saat yang sama, pejabat itu mengakui bahwa aksi-aksi Soleimani diidentifikasi dan dirasakan di mana-mana dan bahwa tidak ada keraguan bahwa infrastruktur yang ia bangun menghadirkan tantangan serius bagi Israel.”
Kepala Mossad juga mengatakan bahwa agensinya juga dapat membunuh pemimpin Hizbullah, tetapi ini “bukan pertanyaan yang tepat.” Nasrallah, Cohen berkata, “tahu kita memiliki pilihan untuk melenyapkannya.”
Pejabat itu mengungkapkan bahwa ada satu target yang akan Mossad singkirkan tanpa ragu-ragu dan itu adalah pejabat dari kelompok politik dan militan Palestina yang beroperasi di luar negeri. Selain itu juga agen lokal hingga mereka yang mengelola akuisisi senjata mengarah ke Israel.
Awal tahun ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia melihat Cohen sebagai salah satu dari dua orang yang dia pikir akan “cocok untuk memimpin Israel.” Dalam wawancara Mishpacha, Cohen menghindari rencana memasuki politik untuk saat ini, tetapi mengatakan dia pasti melihat dirinya “di kepemimpinan Israel di masa depan.”
Kamis 3 Oktober 2019 lalu, pejabat Iran melaporkan bahwa Mayor Jenderal Qasem Soleimani telah menjadi sasaran rencana pembunuhan. Menurut laporan, tiga orang yang diduga komplotan ditangkap, tanpa informasi mengenai identitas mereka.
Juga pekan lalu, Soleimani memberikan wawancara media yang langka dan mengungkapkan bahwa ia dan Nasrallah nyaris lolos dari serangan pesawat tak berawak Israel selama perang Israel-Lebanon 2006.