Meski menghadapi kritik dan tekanan kuat dari sejumlah negara Turki tidak menghentikan gempurannya ke sejumlah target di Suriah Timur untuk memburu milisi Kurdi.
Ankara mengatakan hingga hari ketiga Operasi Peace Springs sebnayk 342 milisi yang disebut sebagai teroris terlah berhasil dinetralkan alias tewas.
Pada 9 Oktober, Turki melancarkan operasi militer di Suriah timur laut terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap Ankara sebagai organisasi teroris, dan sayap bersenjatanya: Unit Perlindungan Rakyat (YPG). Turki mengatakan serangan itu bertujuan membersihkan wilayah perbatasan teroris dan membangun zona aman.
“Sebanyak 342 teroris telah tewas akibat serangan Turki di utara Suriah,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar Jumat 11 Oktober 2019.
“Operasi berlanjut dengan sukses, seperti yang kita rencanakan. Sampai sekarang, 342 teroris telah dinetralkan,” kata Akar.
Menurut data sebelumnya yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Turki, jumlah teroris yang mati sebanyak di 277.
Awal pekan ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan awal operasi militer di Suriah timur laut. Dia mengatakan serangan itu bertujuan mengusir militan Kurdi dari daerah perbatasan dan membentuk zona aman di mana para pengungsi Suriah dapat ditampung.
Serangan ini telah mendorong kecamatan dari banyak negara termasuk dari Eropa dan Arab. Amerika Serikat juga mengancam akan memberikan sanksi tegas jika serangan Turki berlebihan dan justru berpotensi membangkitkan lagi kekuatan ISIS.
“Kita punya tiga pilihan: kirimkan ribuan personel pasukan dan menang secara militer, menggempur Turki secara finansial dan melalui sanksi, atau menengahi kesepakatan antara Turki dan Kurdi! kata Trump di Twitter, Kamis.
“Saya berharap kita bisa melakukan mediasi,” kata Trump ketika ditanyai oleh para wartawan di Gedung Putih soal pilihan-pilihan tersebut . Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat untuk menentukan sikap atas operasi tersebut.