Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengizinkan Jerman untuk menjual dua kapal selam ke Mesir dengan imbalan mendapat diskon sekitar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun dari pembelian kapal selam keenam Israel dari Jerman.
Hal tersebut disampaikan mantan saksi negara Michael Ganor kepada penyelidik selama investigasi atas dugaan pelanggaran dalam pembelian kapal selam dan kapal laut Israel dari Jerman. Netanyahu mengatakan alasannya untuk menyetujui perjanjian itu adalah “rahasia negara” dan mengakui bahwa menteri pertahanan dan kepala staf saat itu tidak terlibat.
Ganor, yang mewakili Thyssenkrupp Jerman di Israel, sebagaimana dilaporkan Haaretz Rabu 28 Agustus 2019 mengatakan kepada penyelidik bahwa perusahaan Jerman telah memberi diskon dengan syarat Israel mengizinkan penjualan dua kapal selam ke Mesir. Israel dan Jerman memiliki perjanjian yang menyatakan bahwa Berlin tidak akan menjual senjata canggih kepada tetangga Israel tanpa persetujuan dari Yerusalem.
Pada bulan Maret, Netanyahu mengakui dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 News Israel bahwa ia tidak melibatkan Menteri Pertahanan Moshe Ya’alon dan Kepala Staf saat itu Benny Gantz dalam proses pengambilan keputusan, dengan alasan keamanan negara.
“Alasan saya adalah alasan keamanan dan alasan keamanan saja. Negara Israel memiliki rahasia yang hanya diketahui oleh perdana menteri dan segelintir orang, ”kata Netanyahu saat itu.
“Gantz dan [Yair] Lapid dan terutama Ya’alon dan [Gabi] Ashkenazi ingin memaksaku untuk mengungkap rahasia negara dan membahayakan keamanan negara . Aku tidak bisa mengungkapkan hal-hal ini, semua orang yang perlu tahu tahu , jaksa agung tahu, dia memeriksanya dan dia sama sekali tidak menemukan kesalahan dengan apa yang saya lakukan, ”kata Netanyahu.