Rudal China Bisa Gulung Pasukan Amerika di Asia-Pasifik dalam Hitungan Jam
US Navy

Rudal China Bisa Gulung Pasukan Amerika di Asia-Pasifik dalam Hitungan Jam

China memiliki cukup banyak teknologi rudal balistik untuk menghancurkan armada dan pangkalan militer Angkatan Laut Pasifik Barat Amerika dalam hitungan jam. Hal itu diungkap dalam sebuah laporan dari University of Sydney yang dirilis Senin 19 Agustus 2019.

Laporan setebal 104 halaman itu juga mendesak Amerika dan sekutu Pasifiknya, yaitu Australia dan Jepang, untuk merombak rencana investasi serta pengeluaran militer mereka dan meningkatkan hubungan di kawasan itu.

“Amerika tidak lagi menikmati keunggulan militer di Indo-Pasifik dan memiliki kapasitas tidak pasti untuk menjaga keseimbangan kekuatan yang menguntungkan,” demikian laporan dari Pusat Studi Amerika Serikat Universitas Sydney.

Beijing dapat dengan cepat menggulung pasukan Amerika khususnya di sekitar Taiwan, kepulauan Jepang, atau Asia Tenggara  sebelum Washington dapat menanggapi.

Laporan yang ditulis Ashley Townshend, Matilda Steward dan Brendan Thomas-Noone juga  mengungkapkan perkiraan mengejutkan tentang Pasukan Rudal Tentara Pembebasan Rakyat China menggunakan angka-angka dari International Institute for Strategic Studies, yang menyatakan bahwa China memiliki hingga 1.500 rudal balistik jarak pendek, 450 medium range, 160 intermediate-range dan ratusan rudal jelajah jarak jauh yang memungkinkan Beijing meluncurkan serangan presisi ke Singapura yang berpotensi melumpuhkan pabrik logistik besar Amerika serta pangkalan utama di Korea Selatan dan Jepang.

“Pembunuh kapal DF-21D China juga dapat menghancurkan kapal induk Amerika dari jarak 1.500 km, atau 932 mil,” tambah laporan tersebut sebagaimana dikutip Bloomberg.

Laporan itu juga mencatat, kapasitas militer Amerika yang pernah mencapai 80 persen dari pengeluaran pertahanan global pada 1995 kini turun menjadi 52 persen.

“Sumber daya yang tersedia telah menyusut, jumlah lawan telah tumbuh, dan agenda global Amerika masih terus berkembang,” kata akademisi Universitas Harvard Stephen Walt seperti dikutip oleh laporan tersebut.

Mengutip pernyataan mantan Menteri Pertahanan Amerika James Mattis, laporan tersebut mengatakan bahwa  Strategi Pertahanan Nasional atau  National Defence Strategy (NDS) tahun 2018 menunjukkan bahwa daya saing Amerika telah terkikis dalam setiap wilayah perang dan terus terkikis melawan kekuatan besar seperti China dan Rusia.

“Tumpukan jaminan kesiapan, pengadaan, dan modernisasi yang ditangguhkan oleh Angkatan Bersenjata Amerika disebabkan oleh sumber daya yang tidak memadai dan tidak selaras serta konflik selama puluhan tahun di Timur Tengah,” kata laporan itu.

NDS 2018 juga mengakui bahwa Militer Amerika tidak memiliki hak yang dipastikan sebelumnya untuk menang di medan perang dan bahwa para pembuat kebijakan harus membuat pilihan sulit untuk mengamankan daya saing jangka panjang dengan musuh Amerika.