Militer China Kirim Kekuatan Besar di Pinggiran Hong Kong

Militer China Kirim Kekuatan Besar di Pinggiran Hong Kong

China dilaporkan telah menempatkan militer dengan kekuatan besar di dekat perbatasan Hong Kong yang sedang bergejolak.

Kendaraan militer China telah berkumpul di Shenzhen, sebuah kota yang terletak hanya 25 kilometer dari perbatasan Hong Kong. Hal ini menjadi tanda peringatan China akan memberi tanggapan atas meningkatnya protes di Hong Kong yang telah berlangsung lebih dari 10 minggu.

Beberapa video yang diposting ke media sosial menunjukkan konvoi panjang truk militer memasuki Shenzhen pada Senin 12 Agustus 2019 pagi. Tabloid negara Global Times memposting kompilasi rekaman berbeda yang menunjukkan truk-truk militer berkumpul di Shenzhen.

Video menunjukkan sejumlah pengangkut personel lapis baja, truk, dan kendaraan lain milik Angkatan Kepolisian Bersenjata Rakyat China, pasukan polisi paramiliter yang bertanggung jawab untuk mengendalikan kerusuhan dan anti-terorisme. Mereka berparade di jalan-jalan kota Shenzhen.

Times juga mencatat dalam laporannya bahwa 12.000 petugas polisi, tank, helikopter, dan kendaraan amfibi berkumpul di Shenzhen pada 6 Agustus untuk apa yang tampaknya merupakan latihan anti huru hara.

Video lain menunjukkan kendaraan militer memasuki Shenzhen Bay Sports Center, sebuah stadion besar yang terletak hanya 5 kilometer dari pintu masuk ke Jembatan Teluk Shenzhen yang menghubungkan kota ke Hong Kong.

Adam Ni, seorang peneliti kebijakan luar negeri dan keamanan China di Universitas Nasional Australia, mengatakan di Twitter bahwa tampilan militer adalah peringatan kepada Hong Kong tentang kesiapan tempur China.

“China meningkatkan sinyalnya, dan pesan yang ingin disampaikannya cukup jelas: jika protes meningkat lebih lanjut, angkatan bersenjata China akan turun tangan,” kata Ni melalui Twitter.

Ribuan orang terus berkumpul di jalan-jalan Hong Kong selama hampir tiga bulan protes, dan semakin banyak yang berubah menjadi kekerasan. Apa yang awalnya dimulai sebagai protes terhadap RUU yang memungkinkan ekstradisi penduduk Hong Kong ke daratan Tiongkok untuk diadili telah menggelinding ke dalam perjuangan untuk menegakkan demokrasi di wilayah semi-otonom China.

Meskipun China belum secara resmi mengumumkan rencana untuk memobilisasi pasukan bersenjatanya di Hong Kong, Beijing telah menjadi lebih vokal tentang kemampuannya dalam beberapa minggu terakhir.